Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
23 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
2
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
3
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
18 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
4
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
18 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

3 Wanita Bergabung dengan Kelompok Bersenjata Pimpinan Santoso, Ini Motivasinya

Jum'at, 01 Januari 2016 22:43 WIB
PALU - Tiga perempuan bergabung bersama kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Kapolda Sulteng) Brigadir Jenderal Polisi Idham Aziz mengatakan, tiga perempuan itu adalah para janda dari Bima, Nusa Tenggara Barat.  "Tiga perempuan itu adalah istri dari Santoso, Basri, dan Ali Kalora," kata Idham Aziz di Palu, Jumat 1 Januari 2016.

Idham Azis mengatakan, Polda Sulteng mengumumkan bahwa tiga perempuan tersebut bernama julukan Umi Fadel, Umi Mujahid dan Umi Delima. Menurut Idham, mereka masuk ke wilayah Sulteng, kemudian bergabung bersama Kelompok Santoso untuk membalaskan dendam mantan suami mereka terdahulu yang meninggal dunia.

"Berdasarkan data intelijen, tiga perempuan itu berasal dari Bima. Mereka tidak mau turun dari Poso dan ingin bersama-sama suaminya saat ini. Kata mereka, lebih baik mati sahid mendampingi suami-suaminya di sana," ungkapnya.

Polda Sulteng belum bisa memastikan tiga perempuan tersebut masuk melalui jalur mana hingga akhirnya bisa bergabung bersama Kelompok Santoso. "Wilayah pergerakan mereka ada dalam kawasan hutan seluas sekitar 2.400 kilometer persegi, sehingga ada banyak jalan untuk masuk," ujarnya.

Walaupun demikian, Polda Sulteng memastikan kalau mereka tidak bisa keluar jauh meninggalkan Poso dan hanya bisa beraktivitas di hutan pegunungan setempat.

Hal tersebut dikarenakan posisi mereka semakin terjepit, logistik semakin kurang dan personel keamanan terus mengepung, demikian Brigjen Pol Idham Aziz.***

Editor:anbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/