Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
2
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
3
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
19 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
4
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
21 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
5
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
3 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Begini Perlakuan Penyandera Terhadap 10 WNI Selama di Hutan Filipina

Begini Perlakuan Penyandera Terhadap 10 WNI Selama di Hutan Filipina
Sepuluh WNI korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf setelah dibebaskan.
Senin, 02 Mei 2016 16:28 WIB
JAKARTA - Wendy merupakan koki di kapal Brahma 12. Pada saat penyanderaan terjadi, dia ikut diangkut dan dibawa kelompok Abu Sayyaf. Wendi menuturkan kisahnya selama di penyanderaan.

"Kami dijaga 10 orang bersenjata lengkap," jelas Wendy yang ditemui di Kemlu, Pejambon, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Menurut dia, tidak ada perlakuan kasar yang dialami para WNI korban penyanderaan ini. Selama berhari-hari mereka bergerak berpindah-pindah di hutan di kepulauan Sulu, Filipina.

"Nggak ada yang keras. Baik-baik saja semuanya. Mereka makan apa, kami juga makan. Mereka pakai senjata lengkap," urai dia.

Menurut Wendy, kelompok WNI yang disandera ini, awak Brahma 12 sempat dipecah menjadi dua kelompok, namun akhirnya disatukan kembali.

"Kami semua diperlakukan sama. Kami jalan terus setiap hari. Apa yang mereka makan, kami makan. Sama seperti mereka. Kadang-kadang tidur pakai tenda di hutan. Mereka juga sama," jelasnya.

Komunikasi dengan penyandera dilakukan dengan bahasa Filipina terbata-bata. Para WNI ini kemanapun selalu dikawal, termasuk apabila ingin buang air.

Wendy tak tahu bagaimana akhirnya mereka dibebaskan. Wendy sadar sudah bebas saat dia dan rekan-rekannya dijamu makan di rumah Gubernur Sulu Toto Tan.

"Tahunya sudah di gubernur aja kan," imbuh dia. ***

Editor:sanbas
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/