Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
16 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
2
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
15 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
3
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Presiden NOC Prancis Doakan Timnas U-23 Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Sumatera Barat

Ketua DPD RI: Kabupaten Agam Sumbar Layak Jadi Sentra Tanaman Biofarmaka

Ketua DPD RI: Kabupaten Agam Sumbar Layak Jadi Sentra Tanaman Biofarmaka
Ketua DPD RI, LaNyalla M Mattalitti saat berkunjung ke Sumbar. (Foto: Istimewa)
Kamis, 21 Januari 2021 15:44 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Sebagai negara tropis, Indonesia diuntungkan dengan lahan yang subur. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, berharap keunggulan ini bisa dimanfaatkan daerah untuk mengembangan tanaman lokal.

Ia mencontohkan Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, yang dinilai layak menjadi sentra tanaman biofarmaka (tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan).

Menurutnya, hal ini dimungkinkan lantaran kualitas tanaman apotek hidup yang dimiliki Agam sangat baik, seperti jahe, laos, kencur, kunyit, mahkota dewa, kapulaga dan rempah lainnya.

“Indonesia adalah negara tropis yang mendapatkan curah hujan cukup dan sinar matahari yang sangat baik. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi subur. Keunggulan ini harus dimanfaatkan daerah dengan memperkuat atau mengembangkan tanam khas, baik tanaman pangan, tanaman hias, atau seperti Kabupaten Agam yang bisa mengembangkan biofarmaka," katanya, Kamis (21/1/2021).

Oleh karena itu, LaNyalla memberikan apresiasi terhadap langkah Dinas Pertanian Kabupaten Agam yang akan menjadikan daerahnya sebagai sentra tanaman jahe.

"Ini keputusan yang tepat. Karena saat ini tanaman jahe dibutuhkan. Selama pandemi Covid-19, komoditas jahe sangat diburu konsumen. Bahkan karena tingginya demand, harga jahe juga terkatrol naik. Buat pedagang, hal ini tentu menguntungkan," tuturnya.

"Potensi pertanian yang kita miliki sangat besar, dan langkah tepat apabila produksi tanaman ini bisa digenjot dengan maksimal. Bahkan produksi tanaman jahe dapat dijadikan program nasional, mengingat tanaman ini bisa tumbuh di banyak daerah lain seperti di Jawa dan Sumatera," paparnya.

Selain itu, alumnus Universitas Brawijaya Malang ini menilai produktivitas jahe bisa digenjot untuk memenuhi kebutuhan pasar global.

"Permintaan negara-negara tetangga pun sangat tinggi, jadi kita punya peluang menjadi eksportir tanaman biofarmaka. Salah satunya jahe. Peluang-peluang seperti ini harus bisa dimanfaatkan dengan jeli. Karena hasilnya sangat bermanfaat buat kita," katanya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/