Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
21 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
2
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
21 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
3
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
4
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
21 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum
DUNIA

Alhamdulillah... Pendeta dan 480 Orang Jemaatnya Memeluk Islam di Rwanda

Alhamdulillah... Pendeta dan 480 Orang Jemaatnya Memeluk Islam di Rwanda
Muslim Rwanda.
Selasa, 01 September 2015 19:06 WIB
Penulis: .
KIGALI, GOSUMBAR.COM - Barangkali ini satu kejadian perpindahan terbesar dari penganut Kristen ke Islam di abad modern ini. Seorang pendeta di Rwanda dan 480 anggota jemaatnya memeluk Islam. Peristiwa ini menjadi perkembangan agama tercepat di dunia dan memperluas kehadiran Islam di benua Afrika.

Seperti dilansir onislam, beberapa media melaporkan Salim Mikdad, seorang mantan pendeta, memeluk Islam setelah memperdalam keyakinannya dari para sarjana Muslim.

Ia berhasil meyakinkan 480 anggota jemaatnya untuk mengambil keputusan serupa akhir Agustus, tepatnya tanggal 25 Agustus lalu. Setelah mereka berganti keyakinan, gereja itu pun berubah menjadi masjid.

Insiden terbaru ini terjadi di tengah serangkaian konversi serupa di Rwanda. Sebagai negara Kristen, Rwanda telah memperlihatkan peningkatan bertahap dalam populasi Muslim.

Sekitar 56,9 persen dari masyarakat Rwanda adalah Katolik Roma, 26 persen adalah Protestan, 11,1 persen adalah Seventh day Adventist dan hanya 4,6 persen yang Muslim. Kebanyakan dari mereka merupakan Muslim Sunni.

Kenaikan tajam dalam populasi Muslim mengikuti genosida pada tahun 1994 di negara itu, ketika kedua gereja Katolik dan Protestan dituduh membantu membuat pembunuhan sekitar 800 ribu orang.

Gereja menjalankan politik etnis sendiri, mendukung Tutsi selama periode kolonial dan beralih kesetiaan kepada Hutu setelah tahun 1959, yang mengirim pesan kalau diskriminasi etnis adalah konsisten dengan ajaran gereja.

Antara April dan Juli 1994, ekstrimis Hutu Rwanda melakukan kampanye terorganisir yang bertujuan memusnahkan minoritas Tutsi. Human Rights Watch sendiri menjelaskan genosida Rwanda sebagai salah satu episode yang paling menakutkan dari kekerasan etnis, yang ditargetkan dalam sejarah dunia baru-baru ini. ***

Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/