Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Sepakbola
22 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
2
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
23 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
3
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
Olahraga
22 jam yang lalu
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
4
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
22 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
5
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
Olahraga
19 jam yang lalu
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
6
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
Umum
20 jam yang lalu
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Pilpres AS di 3 Negara Bagian Dilaporkan Curang, Desakan Hitung Ulang Makin Kuat

Pilpres AS di 3 Negara Bagian Dilaporkan Curang, Desakan Hitung Ulang Makin Kuat
Hillary Clinton dan Donald Trump. (kompas.com)
Jum'at, 25 November 2016 09:23 WIB
WASHINGTON - Desakan dilakukannya penghitungan hasil pemilihan pesiden Amerika Serikat (AS) makin kuat. Sebab, keunggulan suara Hillary Clinton atas Donald Trump di tingkat nasional kini melampaui 2 juta suara.

Selain itu, muncul pula laporan tentang berbagai kecurangan di sejumlah distrik di beberapa negara bagian, sebagaimana dilaporkan Voice of America, Kamis (24/11/2016).

Para pendukung Hillary, yang dijagokan Partai Demokrat, menegaskan penghitungan ulang penting dilakukan seiring munculnya informasi bahwa keunggulan suara Hillary atas Trump, yang didukung Partai Republik, pada tingkat nasional kini melampaui dua juta dan adanya laporan kecurangan.

Pekan lalu, Ketua Tim Kampanye Hillary, John Podesta, berbicara dengan beberapa kuasa hukum pemilu dan ilmuwan komputer yang mendesaknya untuk meminta penghitungan ulang di Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan.

Sebab mereka yakin bahwa sejumlah tempat pemungutan suarat (TPS) elektronik yang digunakan di tiga negara bagian itu mungkin telah diretas, demikian menurut laporan di majalah New York.

Para akademisi mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa dukungan Hillary tujuh poin di distrik-distrik yang menggunakan mesin suara elektronik anjlok, dengan distrik-distrik yang menggunakan pemindai optik dan atau surat suara.

Meskipun para akademisi ini tidak memberikan bukti peretasan, mereka menyerukan penghitungan ulang berdasarkan tipisnya kemenangan Trump di tiga negara bagian itu, yaitu kurang dari 2 persen.

Jika Hillary memenangkan suara elektoral di ketiga negara bagian ini, ia akan meraih 274 suara elektoral, sedikit di atas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangi Pilpres AS.***

Editor:sanbas
Sumber:kompas.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/