Menkominfo Budi Arie Setiadi Dapat Saran dari Pengamat Siber Terkait Penanganan Keamanan Siber di Era Digital
Pratama berpendapat bahwa penilaian komprehensif atau 'assessment' perlu dilakukan di seluruh lembaga dan instansi pemerintahan, termasuk hingga level pemerintah desa. "Tujuannya adalah untuk memastikan standar keamanan siber yang dipergunakan baik perangkat keras dan perangkat lunak dalam kondisi bekerja dengan baik," kata Pratama, Senin, 17 Juli 2023.
Lebih lanjut, Pratama menekankan perlunya memastikan setiap pusat data dan informasi (pusdatin) memiliki pemahaman yang baik tentang konsep Business Continuity Management (BCM), serta melakukan simulasi berkala pada SOP yang ada dalam BCM tersebut.
Meningkatkan kesadaran keamanan siber di kalangan aparatur sipil negara (ASN) juga menjadi fokus Pratama. Menurutnya, perangkat yang digunakan oleh ASN berpotensi menjadi pintu masuk serangan siber ke infrastruktur yang lebih besar.
Pratama juga mengingatkan tentang kebocoran data pribadi yang terjadi belakangan ini, yang melibatkan data kependudukan, data paspor, data BPJS, data aplikasi SatuSehat (sebelumnya PeduliLindungi), serta data pengguna Tokopedia, Lazada, dan MyIndihome.
"Keberhasilan Menkominfo baru dalam menangani keamanan siber ini akan menjadi indikator utama kinerjanya," ungkap Pratama.
Menanggapi tantangan tersebut, Budi Arie dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Senin, 17 Juli 2023, mengakui adanya kebocoran data yang menjadi tugas yang harus diselesaikan. "Soal kebocoran data, ada 300 juta NIK, sementara penduduk kita cuma 277 juta. Jadi, penduduk kita ada yang punya 2 NIK," tuturnya. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Sumber | : | tempo.co |
Kategori | : | Nasional |