Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
14 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
14 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
14 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Padang

Unand Serahkan Bibit Durian Rajo, Malin, Aisyah dan Sangkiang ke Pekebun Batu Busuk Padang

Unand Serahkan Bibit Durian Rajo, Malin, Aisyah dan Sangkiang ke Pekebun Batu Busuk Padang
Penyerahan bibit durian hasil sambung pemenang kontes buah unggul dari Dr. P.K. Dewi Hayati (LPPM Unand) kepada masyarakat Batu Busuk diwakili Anwar (Ketua RW Batu Busuk) (antara/ist)
Minggu, 05 Juni 2022 21:19 WIB
PADANG - Universitas Andalas (Unand) Padang segera mengambil langkah konkret membagikan bibit durian sebagai tindak lanjut kesuksesan menggelar kontes atau lomba durian pada 2021. Adapun bibit yang diserahkan merupakan bibit durian hasil sambung, yaitu Rajo dan Malin yang merupakan juara kontes durian yang diadakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Solok tahun 2019, dan durian Aisyah dan Sangkiang juara kontes durian se-kota Padang yang diadakan oleh Universitas Andalas pada 2021.

"Kontes bertujuan untuk mengenalkan potensi durian unggul dari suatu wilayah. Tetapi kontes tidak hanya berhenti sampai didapatkan pemenang, tetapi ditindaklanjuti dengan memperbanyak tanaman durian unggul tersebut,” kata Dosen Fakultas Pertanian Unand Dr. PK Dewi Hayati di Padang, Minggu (5/6/2022).

Ia mengatakan hal tersebut saat penyerahan bibit durian juara kontes kepada pekebun durian Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Padang pada Minggu (5/6). Bibit diterima oleh ketua RW III Batu Busuk, Anwar Z.

Bibit yang diserahkan merupakan bibit durian hasil sambung, yaitu Rajo dan Malin juara kontes durian yang diadakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Solok tahun 2019, dan durian Aisyah dan Sangkiang juara kontes durian se-kota Padang yang diadakan oleh Universitas Andalas pada 2021.

"Bibit yang diserahkan ini adalah hasil perbanyakan sambung mini," ujarnya.

Salah seorang pekebun, Syafii mengatakan sebagian besar pekebun anggota Kelompok Tani (Poktan) Patamuan Jaya yang ikut serta dalam kegiatan pembibitan durian yang diadakan oleh Unand bekerjasama dengan Balitbu dari tahun 2019 sudah mampu melakukan penyambungan durian.

Ia menyebut durian pemenang kontes lebih susah disambung dibandingkan menggunakan entres yang didatangkan dari Balitbu.

“Biasanya kalau entres dari Balitbu, tingkat keberhasilan kami bisa 80-90%, sedangkan durian kontes kemarin hanya 10-20%," katanya.

Oleh karena itu ia sangat senang bibit durian yang berhasil bisa dibagikan kepada pekebun.

Sulitnya penyambungan diakui oleh Dr. Dewi yang merupakan pendamping kegiatan dari LPPM Unand. Ia mengatakan respon fisiologis entres dari tanaman yang dibudidayakan memang jauh lebih baik dibandingkan dengan tanaman durian alam yang sudah tua, tidak dirawat, bahkan hampir mati.

Sebelumnya bibit hasil sambung dari pemenang kontes tahun 2019 sudah diserahkan kepada Dinas Pertanian kota Padang pada saat kontes durian tahun lalu dan ke kebun koleksi durian Balitbu melalui Dr. Panca Jarot Santoso.

Pada kesempatan terpisah Dr. Jarot dari Balitbu Solok menyarankan agar bibit hasil sambung yang sudah jadi ini dipelihara dengan baik sehingga menjadi duplikat dari tanaman aslinya. Selanjutnya ke depan, tanaman hasil sambung dapat digunakan sebagai sumber entres untuk memperbanyak durian unggul.

Kegiatan ditutup dengan mengunjungi tanaman durian hasil sambung. Mawi, salah seorang pekebun membawa tim ke kebun durian yang berlokasi di Bukit Tindawan dan menunjukkan tanaman durian hasil sambung asal Balitbu umur 5 tahun yang sedang berbunga.

Berbunganya tanaman durian hasil sambung milik Alm Idris Rajo Bujang ini menjadi kabar menggembirakan bagi pekebun durian di Batu Busuk. Jika biasanya durian alam yang berasal dari biji membutuhkan lebih dari 10 tahun, bahkan 15 tahun untuk berbuah, durian hasil sambung bisa berbunga dan berbuah pada umur 5 tahun.

Tentu saja pemeliharaan seperti pemberian naungan saat tanaman masih kecil dan pemberian pupuk menjadi keharusan.

Sayangnya pekebun masih ada yang malas melakukan sebagaimana diakui oleh Anwar yang juga ketua poktan Patamuan Jaya. Anwar menyadari bahwa perlu waktu untuk berubah dari sistem berkebun tradisional yang minim pemeliharaan menjadi sistem berkebun durian yang intensif/semi intensif agar mendapatkan hasil dan kualitas buah durian yang lebih baik.

LPPM Universitas Andalas sangat mendukung kegiatan pendampingan masyarakat di Batu Busuk, termasuk kegiatan pengembangan durian setiap tahunnya, baik melalui skim membantu usaha berkembang maupun skim penugasan.

Dr. Dewi, dosen Fakultas Pertanian yang concern dengan kegiatan konservasi genetik tanaman berharap agar upaya dan kegiatan yang sudah dilakukan selama ini masih terus berlanjut sehingga potensi durian unggul yang ada di kota Padang dapat lebih berkembang, tidak hanya dalam bentuk produk, namun juga mendukung pengembangan wisata durian Batu Busuk.

Tahun 2022 ini kegiatan pendampingan melalui skim PKM DRPM Dikti dengan wisata trekking ‘mahunian durian’ bersama HKm Padang Janiah semoga bisa terlaksana di Batu Busuk. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Peristiwa, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/