Pemkab Pasaman Barat Minta Orang Tua Aktif Bawa Anak ke Posyandu
Wakil Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pasaman Barat Fitri Risnawanto di Simpang Empat, Minggu mengatakan jika semua pihak harus terlibat membawa anak usia 0-5 tahun ke Posyandu agar perkembangan anak dapat terlihat.
Apalagi, katanya posyandu yang diselenggarakan oleh Pemkab itu diberikan secara gratis untuk memantau tumbuh kembang anak-anak.
"Jika orang tua rutin membawa anaknya ke posyandu, maka pertumbuhan anak kita bisa dipantau setiap saat. Bagaimana tinggi badannya dan berat badan," ujarnya.
Selain itu di posyandu juga diberikan vitamin dan makan tambahan dengan tujuan tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi.
Ia meminta orang tua untuk aktif memberikan makanan tambahan kepada anak dengan usia emas 0-5 tahun tersebut.
Dengan datang ke posyandu, katanya maka bisa di konsultasikan jika anak tidak tumbuh sesuai dengan standar kesehatan.
"Kalau orang tua rutin datang ke posyandu membawa anaknya, akan diketahui dan dicarikan solusi jika anak kita tidak tepat tumbuh dan perkembangannya," sebutnya.
Sementara itu, Pj Wali Nagari atau kepala desa Kapa Edi Hartono mengatakan bahwa upaya nagari untuk mencegah stunting sudah dilakukan melalui posyandu dan pemberian makanan tambahan.
Pemerintah nagari juga sudah melakukan cara-cara agar masyarakat Nagari Kapa memahami tumbuh kembang anak balita tersebut.
"Program penyuluhan dan bantuan makanan yang sehat untuk anak anak di Nagari Kapa telah kami lakukan. Sehingga kesehatan anak-anak lebih optimal," katanya.
Ia juga memperhatikan kesehatan lingkungan masyarakat di Nagari Kapa. Mulai dari sanitasi hingga pola hidup di dalam keluarga.
"Untuk Nagari Kapa secara umum masih ada. Namun, kita berusaha agar kasus stunting ini bisa terus menurun tentunya dengan kerjasama kita semua," harapnya.
Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pasaman Barat kasus stunting terus mengalami penurunan.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia pada akhir Desember 2021 prevalensi stunting Pasaman Barat adalah 24 persen, turun dari 31,66 persen pada tahun 2019 yang lalu.
Sementara itu, data e-PPGBM periode penimbangan bulan Agustus 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting Pasaman Barat adalah 18,4 persen atau setara dengan 6.143 balita. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Sumber | : | sumbar.antaranews.com |
Kategori | : | Pemerintahan, Sumatera Barat, Pasaman Barat |