Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
2
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
3
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
19 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
4
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
21 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
5
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
3 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Disebut Komisi Penghambat Karir, Masinton: KPK Jangan Kepo!

Disebut Komisi Penghambat Karir, Masinton: KPK Jangan Kepo!
Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu. (GoNews.co)
Rabu, 16 Oktober 2019 17:15 WIB
JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu ikut berkomentar terkait pernyataan pimpinan KPK yang merasa tak dilibatkan oleh Presiden Joko Widodo dalam penyusunan kabinet seperti halnya pada periode awal tahun 2014.

Terkait hal itu, Masinton meminta KPK tak perlu ingin banyak tahu soal penyusunan menteri kabinet menteri jilid II tersebut. Sebab, lanjut dia, persoalan menteri merupakan hak prerogatif yang dimiliki oleh Jokowi.

“Ya penyusunan kabinet itu mutlak otoritas dan prerogatif presiden, prerogatif itu berarti hak khusus presiden yang tidak boleh dibagi-bagi ke siapapun. Jadi KPK tidak boleh kepo tentang kabinet sekarang siapa yang akan disusun oleh presiden,” kata Masinton di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Menurut Masinton, Jokowi selaku presiden memiliki banyak instrumen untuk melakukan pelacakan terhadap rekam jejak para calon menterinya tanpa harus lagi melibatkan KPK.

"Jadi secara formal tidak ada masalah kalau presiden tidak melibatkan KPK dan PPATK karena presiden punya banyak instrumen untuk melakukan tracking atau rekam jejak terhadap masing-masing anggota kabinetnya nanti," kata Masinton.

Ia kemudian juga menilai KPK tidak dilibatkan lantaran Jokowi telah belajar dari pengalaman saat tahun 2014 lalu di mana KPK ikut menelusuri para calon menteri. Namun belakangan diketahui sejumlah nama calon dicoret tanpa ada kejelasan lengkap dan tindaklanjut hingga saat ini terhadap nama-nama yang dicoret.

"Ya 2014 lalu iya beliau mengajak, kan pengalaman dari 2014 lalu juga beliau kemudian tidak mengajak. Harus menanyakan KPK secara formal kembali, dulu 2014 ada 8 (nama calon) yang distabilo merah oleh KPK. Delapan itu tidak jadi diangkat sebagai menteri. Dan kita tidak tahu proses penanganan perkaranya sampai sekarang 8 orang yang katanya bermasalah secara hukum itu,” kata Masinton.


“Nah, mungkin presiden berangkat dari pengalaman itu, jadi jangan sampai KPK ini berubah fungsi menjadi komisi penghambat karier."

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif mengatakan pihaknya tidak dilibatkan dalam penyusunan kabinet di periode kedua Jokowi.

Laode hanya berharap Presiden RI Joko Widodo dapat menunjuk orang-orang yang mempunyai rekam jejak bagus untuk mengisi posisi menteri dalam periode kedua pemerintahannya.

Laode mengatakan hingga saat ini belum ada permintaan kepada KPK untuk menelusuri rekam jejak orang-orang yang akan ditunjuk sebagai menteri tersebut.

"Kami tidak diikutkan, tetapi kami berharap bahwa yang ditunjuk oleh Presiden adalah orang-orang yang mempunyai track record yang bagus dari segi integritas, tidak tercela," ujar Syarif di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK RI, Jakarta, Senin (14/10/2019).

"Kami berharap memilih yang betul-betul bersih dan profesional di bidangnya yang dia akan kerjakan."***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Suara.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/