Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
21 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
2
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
21 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
3
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
4
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
21 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
5
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
1 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

MUI Sayangkan Aksi Bela Ahok Berujung Separatisme

MUI Sayangkan Aksi Bela Ahok Berujung Separatisme
Rabu, 17 Mei 2017 21:30 WIB
GERAKAN Minahasa Merdeka muncul seiring gelombang para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menolak vonis 2 tahun penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada Ahok. Aksi ini muncul seiring merebaknya aksi bakar lilin di sejumlah daerah.

Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fahmi Salim menyayangkan gerakan separatis ini. Ia menduga ada korelasi antara aksi bakar lilin para pendukung Ahok dengan gerakan separatis dan makar di sejumlah daerah di Indonesia.

"Kita cukup menyayangkan aksi seperti itu. Kan semua sudah sepakat untuk menghormati keputusan sidang, lalu sebagian mereka itu terang-terangan mendeklarasikan untuk memisahkan diri dari NKRI, kan bahaya," kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/5/2017).

Ia juga menyebut bahwa aksi tersebut telah mematahkan tuduhan makar dan anti kebhinnekaan yang selama ini disematkan pada aksi umat Islam atau bela Islam. Sebab, kata dia, ternyata para pendukung Ahok yang justru terang-terangan mendeklarasikan untuk memisahkan diri dari NKRI.

"Mereka layak disebut untuk pengkhianat bangsa. Apalagi, mereka meminta bantuan internasional untuk menganulir keputusan sidang," pungkasnya.

Dia pun berharap, semua pihak dapat kembali pada kiprahnya masing-masing, yaitu okus membangun bangsa Indonesia untuk lebih baik dan jangan pernah lagi terjebak pada jargon-jargon yang menyebut 'jika tidak membela Ahok berarti tidak adil, tidak Pancasila'.

"Karena jargon tersebut menyesatkan dan harus segera diluruskan," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian secara tegas menyebut gerakan ini sebagai ancaman kepada keutuhan NKRI. Tito secara khusus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi mempertentangkan masalah primordialisme kesukuan dan keagamaan.

"Karena para pemimpin pendiri bangsa kita dari 1928-1945 sudah menepikan, meminggirkan, perbedaan itu jadi bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Bangsa yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa,” tegas Tito di aula Asrama Haji, Jalan WR Supratman, Kota Palu, Sulawesi Tengah, beberapa hari lalu.

Editor:Fatih
Sumber:RMOLSumut.com
Kategori:Pemerintahan, Hukum, Peristiwa, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/