Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ahmad Dolly Kurnia: Aksi Kepung Sekretariat PB HMI dan Pecindukan Pengurus, Polisi Jangan Arogan

Ahmad Dolly Kurnia: Aksi Kepung Sekretariat PB HMI dan Pecindukan Pengurus, Polisi Jangan Arogan
Ilustrasi aksi 14/11.
Selasa, 08 November 2016 10:55 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Peristiwa tangkap paksa yang dilakukan Kepolisian terhadap Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan dua Pengurus Besar HMI lainnya dini hari tadi dinilai sebagai bentuk anarkhisme politik.

"Pencidukan" paksa tersebut juga dinilai tanpa dasar dan dilakukan secara "brutal" dengan mengepung Sekretariat PB HMI. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP KNPI 2008-2011/Sekjend PB HMI 1999-2001, Ahmad Dolly Kurnia kepada GoNews.co, Selasa (08/11/2016) di Jakarta.

Baca Juga: Tengah Malam, Polisi Tangkap Sekjen PB HMI Terkait Demo 4 November

"Pengepungangan HMI ini menunjukkan bahwa Kepolisian sudah menjadi bagian dari "permainan politik" pemerintahan Jokowi yang memang tidak menyukai gerakan "Bela Islam" yang sudah semakin meluas. Apa yang dilakukan Kepolisian saat ini merupakan wujud nyata keberpihakan dan sudah masuk pada bagian dari gerakan "Bela Ahok" yang sekaligus dapat dipersepsikan mewakili sikap Pemerintahan Jokowi," ungkap Dolly.

Baca Juga: Soal Penangkapan Sekjen HMI, Polisi: Dia Melawan Petugas Saat Demo 4 November

Mereka saat ini kata Dolly, sedang ingin memecah dan melemahkan kekuatan gerakan "Bela Islam" yang menuntut "Tangkap Ahok" dengan pengalihan isu.

"Kemarin dengan isu akan menjadikan Bun Yani sebagai tersangka, sekarang pimpinan HMI ditangkap paksa. Apa salah HMI sehingga pimpinannya harus ditangkap? Apa di negara ini tidak boleh lagi ada anak-anak mahasiswa yang melakukan unjuk rasa membela kebenaran dan keyakinannya," tegasnya.

Kalau mau mencari kambing hitam yang memicu kekisruhan pada malam 4 November kemarin itu kata dia, mungkin bisa ditelusuri mulai dari "kata-kata provokasi Kapolda Metro Jaya" yang meminta agar kader-kader HMI untuk dipukul itu, bukan dengan buru-buru menangkap paksa pimpinan HMI.

"Dengan sikap seperti itu, artinya pemerintah Jokowi sedang menarik "Keluarga Besar HMI" untuk ikut masuk bertarung ke gelanggang politik," tegasnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menangkap lima orang yang diduga menjadi provokator kerusuhan di demo 4 November pekan lalu. Salah satu yang ditangkap adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Ami Jaya.

"Ditangkap tadi malam pukul 24.00 WIB," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Penangkapan itu, kata Awi, dilakukan terhadap kelimanya terkait penyerangan aparat saat berdemonstrasi.

"Ada lima yang ditangkap karena penyerangan terhadap petugas saat demo 4 November," kata Awi.

Selain Sekjen PB HMI, penangkapan juga dilakukan terhadap Ismail Ibrahim. Mahasiswa di salah satu perguruan swasta di bilangan Jakarta Selatan ini menjadi buruan polisi karena tertangkap kamera menyerang aparat dengan sebilah bambu.

Ami Jaya ditangkap di markas HMI, Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan. Beberapa anggota HMI tampak berupaya menghalangi petugas agar pejabat organisasinya tidak digiring polisi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/