Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
21 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
20 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
20 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
16 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
6
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
20 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Ikut Ujian Sertifikasi, Guru di Pelalawan Banyak yang Gagal

Ikut Ujian Sertifikasi, Guru di Pelalawan Banyak yang Gagal
Ilustrasi
Jum'at, 29 Januari 2016 19:22 WIB
Penulis: Farikhin
PANGKALANKERINCI - Sebanyak 275 guru yang di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengikuti ujian sertifikasi. Sebanyak 48 guru dinyatakan gagal dalam ujian tersebut.

Menurut Operator Sertifikasi Dinas Pendidikan (Disdik) Pelalawan, Aang Abdul Ghofar, Jumat (29/1/2015), sebagian besar guru gagal pada tes ujian nasional tulis sertifikasi.

"Guru yang mengikuti tes di UNRI tahun lalu, ada 263. Dari jumlah tersebut ada 46 orang guru yang tak lulus, dan 2 lagi gagal karena tak hadir saat ujian berlangsung," sebutnya.

Masih sebut Aang, sedangkan guru yang mengikuti tes di luar UNRI ada 12 orang. Sebanyak 10 orang yang lulus dan 2 lagi tak lulus, karena tak datang pada saat ujian. Tahun 2015, peserta sertifikasi paling terbanyak adalah dari Kabupaten Pelalawan dengan jumlah 275 guru.

Dalam ujian sertifikasi yang bertajuk Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ini, ungkap Aang, para guru di daerah ini kebanyakan gagal dalam ujian nasional tulis yang memakai sistem lama.

"Ujian nasional tulis memakai sistem lama dengan menghitamkan lingkaran," ujarnya.

Jelas Wawan, tahun 2016 program sertifikasi tidak lagi melalui PLPG tapi melalui Program Pendidikan Guru (PPG). Program ini kemungkinan akan dijalani selama 2 semester atau satu tahun, sebab di PPG seorang guru yang ikuti sertifikasi harus menempuh 36-42 SKS.

"Sistemnya seperti kuliah, kalau PLPG kan hanya 9 hari saja terus langsung ujian. Kalau PPG ini, guru harus menempuh 36-42 SKS atau 2 semester," tandas Aang.

Ditegaskannya, setiap guru wajib untuk mengikuti sertifikasi. Sebab, jika seorang guru telah mengikuti sertifikasi dan memenuhi syarat, maka salah satu keuntungannya akan mendapatkan tunjangan satu kali gaji bagi PNS.

"Kalau untuk guru swasta besaran tunjangannya diseragamkan yakni Rp 1,5 juta. Kalau swasta yang bayarnya pusat, kalau PNS dari Pemda tapi dananya sama-sama dari pusat," pungkas Aang.(***)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/