Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
24 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
23 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
23 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
10 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
7 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Persaingan Caleg Satu Parpol Potensi Kerawanan Pemilu 2019

Persaingan Caleg Satu Parpol Potensi Kerawanan Pemilu 2019
Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. (tribunnews)
Jum'at, 18 Januari 2019 08:47 WIB
JAKARTA - Satuan Penugasan (Satgas) Nusantara Polri sudah memetakan berbagai permasalahan yang berpotensi memicu kerawanan, pada Pemilu 2019. Salah satu diantaranya adalah persaingan antara calon anggota legislatif (Caleg) dalam partai politik (Parpol) yang sama.

Dikutip dari tribunnews.com, Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, mengungkapkan, persaingan antar partai politik untuk memenuhi parliamentary treshold sebesar 4 persen juga berpotensi memicu kerawanan Pemilu 2019.

Potensi kerawanan lainnya, kata Gatot, terkait digaungkannya politik identitas, politisasi SARA, pemanfaatan isu-isu yang dapat memecah belah bangsa, black campaign dan negatif campaign, hoaks dan ujaran kebencian.

''Ini semua akan memunculkan potensi konflik sosial jika tidak ikut mewaspadai secara bersama-sama,'' kata Gatot, Kamis (17/1/2019).

Dia menjelaskan, penyebaran hoaks cukup masif dapat membahayakan negara. Menjamurnya hoaks tidak membuat Polri tutup mata. Sehingga, upaya memerangi hoaks terus dilakukan.

Sampai akhir 2018, kata dia, jumlah konten hoaks yang diselidiki Polri sebanyak 3.884, lebih dari separuh berasal dari jumlah laporan pada 2018. Sementara akun anonymous lebih dari 100 persen pada 2017.

Jika mengacu dari hasil survei Daring Maste 2017, menurut dia, dalam survei yang diikuti 1.116 responden itu menunjukkan aplikasi komunikasi situs nenjadi saluran tertinggi penyebaran hoaks dalam bentuk tulisan, gambar dan video.

''10 persen diantaranya telah disidik, selebihnya dalam proses pemblokiran, monitoring dan pendalaman,'' kata mantan Wakapolda Sulawesi Selatan itu.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/