Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
15 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
14 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
3
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
15 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
4
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
16 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
15 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Salju, Begini Penjelasan Pihak Klimatologi

Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Salju, Begini Penjelasan Pihak Klimatologi
Embun salju di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. (tribunnews.com)
Jum'at, 06 Juli 2018 23:40 WIB
SEMARANG - Fenomena alam menakjubkan terjadi di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Embun beku (salju) menutupi permukaan tanah, dedaunan, batu dan benda-benda lainnya yang berada di alam terbuka.

Dikutip dari sindonews.com, menurut Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, Tuba Wiyoso, embun salju yang oleh masyarakat setempat disebut bun upas, merupakan fenomena biasa yang terjadi saat musim kemarau.

Di Jawa Tengah, puncak musim kemarau biasanya terjadi antara Juli dan Agustus.

''Musim kemarau kan langit cerah, sehingga bumi bebas memancarkan radiasi atau melepaskan panas karena tidak terhalang awan, sehingga udara di permukaan bumi dingin,'' kata Tuban saat dikonfirmasi Sindonews, Jumat (6/7/2018) malam.

Udara akan semakin dingin di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini membuat embun di pagi hari yang biasanya cair kemudian membeku karena suhu udara turun hingga 5-6 derajat Celcius, bahkan bisa 0 derajat Celcius di permukaan bumi.

''Ini berbeda dengan salju. Kalau salju kan turun dari atas, kalau ini embun yang membeku,'' katanya.

Menurutnya, fenomena embun beku atau bun upas akan sering terjadi selama masa puncak kemarau. ''Namun tidak setiap tahun. Kadang terjadi kadang tidak,'' ungkapnya.

Tuban memastikan embun beku atau bun upas tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Hanya saja memang merusak tanaman kentang yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Dieng. ***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/