Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
22 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
10 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
9 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
9 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Keluh Kesah Gadis Remaja Ini Selamatkannya dari Putus Sekolah

Keluh Kesah Gadis Remaja Ini Selamatkannya dari Putus Sekolah
Ilustrasi kereta api. (ayupp.com)
Sabtu, 24 Februari 2018 10:52 WIB
MOSKOW - Karina Kozlova, gadis berusia 14 tahun di Rusia, nyaris putus sekolah, kalau saja keluh kesahnya tak didengar pengelola kereta api di daerahnya.

Dikutip dari liputan6.com yang juga mengutip artikel yang dimuat oleh RBTH Indonesia pada Jumat (23/2/2018), remaja putri itu merupakan satu-satunya siswa dari Desa Poyakonda, wilayah otonomi Oblast Murmanskaya, di utara Rusia.

Desa tempat tinggal Karina tidak memiliki satupun sekolah, sehingga mau tidak mau membuatnya harus pergi ke Desa Zelenoborsky, desa terdekat yang memiliki sekolah.

Untuk pergi sekolah, Karina menumpang kereta api yang beroperasi melintasi desa tempat tinggalnya selama empat kali dalam sehari.

Namun malang, satu-satunya sarana transportasi andalan Karina itu tiba-tiba dikurangi jam operasionalnya, menjadi hanya beroperasi di sore dan malam hari.

''Tak ada bus ke Zelenoborsky. Sementara, kereta hanya beroperasi pada malam hari. Naik taksi akan menghabiskan ongkos 1.000 rubel (sekitar Rp 233 ribu). Kami tak punya uang sebanyak itu,'' kata ibunya.

Tanpa kereta api, nasib pendidikan Karina pun terancam, sehingga membuatnya khawatir sekaligus sedih. Beruntung keluh kesahnya didengar pengelola kereta api, sehingga akhirnya kereta api melintas dan berhenti setiap hari di desanya, dan selamatlah Karina dari ancaman putus sekolah.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/