Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
7 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
2
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
7 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
3
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
6 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
4
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
6 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
6 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Wah... Rumah Lontiak di Kuok Kampar Dijual Murah ke Bukittinggi, Kini Jadi Pajangan di Ngarai Sianok

Wah... Rumah Lontiak di Kuok Kampar Dijual Murah ke Bukittinggi, Kini Jadi Pajangan di Ngarai Sianok
Anggota DPRD Kampar Fahmil berpose di tangga pintu depan Rumah Lontiok yang diduga dibeli dari Kampar. Di belakangnya tampak Ngarai Sianok Bukittinggi.
Rabu, 24 Januari 2018 23:59 WIB
BANGKINANG - Entah karena kurang perhatian pemerintah di Riau atau faktor lain, tiba-tiba rumah Lontiak yang berada di Desa Pulau Belimbing Kecamatan Kuok, yang sempat menjadi salah satu tujuan wisata Kampar, kini sudah pindah ke Bukittinggi, tepatnya di seputar Ngarai Sianok.

Seperti diketahui, rumah Lontiak merupakan salah satu cagar budaya Kampar yang sempat menjadi tujuan wisata. Selain sebagai rumah adat, rumah Lontiak di Kuok ini juga dekat dengan jalan lintas dan sangat mudah dijangkau.

Bupati Kampar, Azis Zaenal sangat menyayangkan saat mendengar penjualan rumah Lontiak itu, apalagi dijual dengan harga sangat murah.

Azis mengaku telah ditelepon Gubernur Riau untuk membahas penjualan Rumah Lontiok. Gubernur meminta supaya hal serupa tidak terulang lagi. Ia mengatakan, semua peninggalan sejarah yang dapat dijadikan objek wisata harus dipelihara.

"Sayang dijual. Murah pula. Kabarnya hanya Rp8 juta sampai Rp9 juta. Jangan-jangan rumah kita pun dijual," ungkapnya, Rabu (24/1/2018).

Menurut Azis, Rumah Lontiok termasuk peninggalan sejarah yang berharga dan harus dijaga. Pemerintah dan masyarakat harus melestarikan keberadaannya agar tidak punah. Azis mengakui, Kampar memang belum memiliki Peraturan Daerah yang mengatur tentang pelestarian peninggalan sejarah. Ia berencana membuat Peraturan Bupati jika Peraturan Daerah terlalu lama disusun.

"Biar cepat, saya bikin Perbup (Peraturan Bupati). Tapi, tergantung DPRD lah. Kalau DPRD mau cepat bikin Perda-nya, kita bikin Perda," ujar Azis. Ia mengatakan, peninggalan sejarah akan diinventarisasi.

Kabarnya, rumah adat khas Kampar di Desa Pulau Belimbing Kecamatan Kuok itu dijual kepada pengusaha kuliner asal Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah Lontiok itu, kini menjadi pajangan di sebuah rumah makan di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi. Keberadaan Rumah Lontiok terancam punah. Selain karena dijual, juga rusak termakan usia. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/