Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
20 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
19 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
3
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
20 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
4
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
20 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
20 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
6
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
3 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Kisah Pilu Kerim, Bayi Satu Bulan Kehilangan Mata dan Ibunya Sekaligus Akibat Meriam Militer Suriah

Kisah Pilu Kerim, Bayi Satu Bulan Kehilangan Mata dan Ibunya Sekaligus Akibat Meriam Militer Suriah
Kerim, bayi korban keganasan perang Suriah. (dream)
Rabu, 20 Desember 2017 14:31 WIB
SANAA - Kerim perlu menunggu beberapa tahun lagi untuk mengerti apa itu perang. Namun bayi malang ini sudah harus merasakan kekejaman perang.

Kerim yang berusia satu bulan kehilangan ibu dan matanya sekaligus saat tempat tinggalnya diserang militer Suriah di Ghouta Timur, Suriah.

Penderitaan Kerim menjadi simbol perlawanan atas blokade yang dilancarkan pemerintah Suriah di kawasan tersebut. Menurut laman Anadolu, anggota White Helmets dan sejumlah aktivis menutup mata kiri mereka sebagai aksi solidaritas untuk Kerim.

Tak hanya aktivis, anak-anak hingga orang dewasa turut menutup mata kiri mereka. Dukungan bahkan datang dari banyak netizen di Turki.

Netizen mengunggah aksi menutup mata kiri mereka ke akun media sosial masing-masing. Tak lupa, mereka membubuhkan pesan, 'Bayi Kerim, aku melihatmu. Akhiri Pengepungan Ghouta Timur'.

Kepedihan Kerim dan keluarganya tersebar melalui sebuah video yang diunggah ke laman Twitter. Sang ayah, Abu Muhammad tidak memiliki pekerjaan sehingga kesulitan memenuhi nafkah untuk kelima anaknya.

Kerim dan saudara-saudaranya sudah menahan lapar selama 24 jam. Mereka hanya memakan roti seadanya untuk bertahan.

Sang ibu meninggal ketika militer Suriah mengepung Ghouta Timur. Secara tiba-tiba, serangan meriam meluncur dan menghancurkan rumahnya.

Kerim selamat dalam dekapan ibunya. Tetapi, bayi itu mengalami luka parah di kepala kirinya. Sepeninggal sang ibu, Kerim dirawat oleh keempat saudaranya.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, 400 warga yang tinggal di timur Damaskus itu harus hidup dalam kepungan militer. Pada April lalu, makanan masih bisa dipasok lewat terowongan bawah tanah.

Semenjak militer memperketat blokade, pasokan makanan dan obat-obatan begitu sulit didapat. Kondisi ini semakin mempersulit kehidupan warga Ghouta Timur.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/