Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ciro Alves Dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Sepakbola
23 jam yang lalu
Ciro Alves Dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
2
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
24 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
3
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
23 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
4
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
21 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
5
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Lebih 40.000 Bocah Muslim Rohingya Tanpa Orangtua di Pengungsian

Lebih 40.000 Bocah Muslim Rohingya Tanpa Orangtua di Pengungsian
Bocah-bocah Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. (mynewshub.cc)
Jum'at, 03 November 2017 09:09 WIB
COX’S BAZAR - Lebih 40,000 bocah Muslim Rohingya yang kabur dari Rakhine Myanmar dan kini berada di kamp pengungsian di Bangladesh, tanpa didampingi orangtua mereka.

Petugas Bantuan Kemanusiaan dan Krisis Uni Eropah (UE) Christos Stylianides, mengatakan, ini merupakan krisis terbesar setelah lebih 600,000 Muslim Rohingya dari Rakhine memasuki Bangladesh sejak 25 Agustus lalu.

''Saya terkejut dengan apa yang saya saksikan ketika melawat kamp pengungsi. Gelombang pengungsi dalam jangka pendek benar-benar unik,'' katanya kepada AFP.

''Jumlah anak-anak yang melarikan diri tanpa ditemani ibu bapa atau penjaga melebihi 40,000 orang. Saya fikir angka ini saja dapat menunjukkan betapa besarnya masalah yang bakal dihadapi,'' sambungnya.

Aktivis kemanusiaan sangat prihatin dengan krisis kemanusiaan mengejutkan di kamp pengungsian, yang kekurangan perlindungan, air bersih, penjagaan kesehatan dan sanitasi.

“Krisis pengungsi ketika ini di Cox’s Bazar yang terbesar sejak beberapa dekade dan memerlukan penanganan kemanusiaan menyeluruh dan terencana,'' ujarnya.

''Sangat banyak anak-anak yang mengalami kekurangan gizi parah,'' jelasnya kepada media di Dhaka.

Aktivis hak asasi dan pegawai PBB juga menyatakan keprihatinannya terhadap anak-anak yang tidak ditemani orangtuanya. Mereka berisiko jadi korban perdagangan manusia.***

Editor:hasan b
Sumber:mynewshub.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/