Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
12 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
12 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
12 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
12 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
12 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
8 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Ssttt... Diam-diam, Ternyata PKI Sudah Gelar Kongres di Magelang

Ssttt... Diam-diam, Ternyata PKI Sudah Gelar Kongres di Magelang
Kivlan Zen
Rabu, 09 November 2016 23:40 WIB
MAGELANG - Mayjend (Purn) TNI Kivlan Zen terus berupaya membuka mata publik tentang bahaya Partai Komunis Indonesia (PKI). Mantan kepala Staf Kostrad itu bahkan blusukan ke daerah demi meyakinkan publik bahwa komunisme tetap berkembang.

Senin (7/11) lalu ia muncul di Mungkid, Kabupaten Magelang. Kehadirannya dalam rangka menjadi narasumber sarasehan untuk peringatan Hari Pahlawan.

Kivlan menegaskan, akhir-akhir ini marak berbagai hal berbau PKI. Menurutnya, PKI yang sudah jelas-jelas dilarang ternyata pernah menggelar kongres di Kecamatan Grabag, Magelang.

“Munculnya atribut ini tanda PKI masih ada. Selain itu, juga ada rapat kongres X di Grabag,” katanya.

Menurut Kivlan, Kongres X PKI dilangsungkan di Grabag pada 2010 silam. Saat ini PKI sudah memiliki kepengurusan dari daerah hingga pusat.

Bahkan, katanya, kader PKI diduga sudah masuk ke pemerintahan. “Mereka masuk ke pemerintah dan menyuarakan untuk mencabut Tap MPR,” jelasnya. Tap MPR yang dimaksud merupakan Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI.

Di Tap MPR itu tercantum soal pembubaran PKI dan larangan tentang penyebaran komunisme, leninisme dan marxisme di Indonesia. Kivlan menambahkan, fakta kebangkitan PKI itu memang nyata.

“Simbol bermunculan di Facebook, YouTube. Bahkan mereka juga sampai ke Mahkamah Internasional meminta pemerintah minta maaf dan merehabilitasi korban. Bangkitnya PKI ada di mana-mana,” ungkapnya.(pjs)

Editor:wawan k
Sumber:pojoksatu.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/