Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
15 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
6 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
5 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
5 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Biografi Ibunda Jusuf Kalla Sabet Piala Citra FFI 2016

Biografi Ibunda Jusuf Kalla Sabet Piala Citra FFI 2016
Cut Mini, pemeran Athirah
Senin, 07 November 2016 00:16 WIB
JAKARTA - Athirah, film yang disutradarai Riri Riza terpilih sebagai Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Malam anugerah FFI 2016 berlangsung di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (6/11).

Dikutip dari tempo.co, film biografi ibunda Wakil Presiden Jusuf Kalla itu menyisihkan empat nominasi lainnya, yakni: Rudy Habibie, Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara, Salawatku dan Surat dari Praha.

Baca Juga: Cut Mini Aktris Terbaik FFI 2016

Film Athirah juga merebut kategori Sutradara Terbaik: Riri Riza dan Pemeran Utama Wanita Terbaik: Cut Mini. Athirah adalah film biografi Indonesia yang dirilis pada 29 September 2016 dan diadaptasi dari novel biografi Hajjah Athirah Kalla, ibunda Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, karya Alberthiene Endah.

FFI 2016 mengangkat tema restorasi. Ketua Panitia FFI 2016 Lukman Sardi mengatakan restorasi yang dimaksud mencakup peningkatan industri film dan perbaikan sistem pengarsipan film. FFI kali ini juga menyoroti sistem sensor yang membatasi kreativitas dan imajinasi para sineas. "Kurang tepat menerapkan sistem sensor di negara demokrasi," kata Lukman.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/