Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
2
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
4 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
4 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
3 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
5
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
3 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
6
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
4 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Kampungnya Terisolir, Ibu Hamil 3 Bulan yang Alami Pendarahan Terpaksa Ditandu 32 Kilometer Menuju Rumah Sakit

Kampungnya Terisolir, Ibu Hamil 3 Bulan yang Alami Pendarahan Terpaksa Ditandu 32 Kilometer Menuju Rumah Sakit
Warga menandu Ani, ibu hamil 3 bulan yang mengalami pendarahan. (kompas.com)
Minggu, 16 Februari 2020 21:02 WIB
POLMAN - Ani (30), wanita yang mengalami pendarahan saat usia kehamilannya 3 bulan, harus merasakan sakit sekitar sepuluh jam di atas tandu untuk menuju rumah sakit.

Sebab, kampung tempat tinggalnya, Desa Ratte di Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar), Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, merupakan desa terisolir.

Dikutip dari kompas.com, Ani ditandu sejauh 32 kilometer ke desa yang memiliki akses jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat.

Puluhan warga desa menandunya menggunakan batang bambu dan sarung, menyusuri hutan lantaran jalan rusak parah sehingga tak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Warga yang menandu Ani sejauh puluhan kilometer itu harus membawa bekal di perjalanan, karena harus menempuh perjalanan jauh nan melelahkan selama berjam-jam.

''Kami berangkat dari Desa Ratte jam 8 pagi, sampai di Sendana Majene setelah Magrib, kemudian cari kendaraan dan sampai di Rumah Sakit Polewali jam 9 malam,'' kata Asri suami dari Ani kepada Liputan6.com, Jumat (14/02/2020) malam.

Asri menambahkan, ia sangat bersyukur istrinya bisa tiba dengan selamat setelah berjuang hampir sepuluh jam lamanya untuk sampai di rumah sakit. Karena, ia sempat merasa khawatir akan kondisi istrinya yang mengalami pendarahan dan harus menahan sakit selama ditandu puluhan kilometer.

''Tadi saya bersama keluarga sangat khawatir dengan kondisinya, sebelum sampai ke sini (rumah sakit),'' ujar Asri.

Asri berharap, agar pihak pemerintah setempat, baik kabupaten atau pun provinsi memberikan perhatian dengan membenahi akses jalan yang rusak ke desa mereka yang terisolir. Karena ia tidak ingin kejadian yang dialami oleh istrinya tidak menimpa warga lainnya.

Sementara itu, Dasrul dari Aliansi Masyarakat Tutar yang berapa waktu lalu melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Sulbar mengatakan, jalan poros Mapilli-Piriang harus segera menjadi perhatian pemerintah, karena peristiwa seperti ini sudah sangat sering terjadi dan hal itu tidak harus terjadi lagi.

''Jika pihak Pemprov dan khususnya Pemkab Polman masih bertele-tele dalam hal memperhatikan jalan poros Tutar maka Aliansi Masyarakat Tutar akan kembali melalukan aksi besar-besaran, hal yang tidak diinginkan mungkin saja bisa terjadi jika mereka melakukan aksi. Kami sudah bosan dengan janji-janji, 2020 harus sudah dianggarkan,'' tegas Dasrul.***

Editor:hasan b
Sumber:kompas.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/