Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
20 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
2
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
21 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
17 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
19 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Kasihan, Kulit Bocah Ini Mengeras Seperti Batu

Kasihan, Kulit Bocah Ini Mengeras Seperti Batu
Jaiden Rogers, bocah pengidap penyakit langka. (kumparan.com)
Selasa, 24 Juli 2018 15:44 WIB
COLORADO - Akibat penyakit langka yang dideritanya, kulit seorang bocah di Colorado, Amerika Serikat, mengeras seperti batu.

Dikutip dari kumparan.com, dilaporkan Live Science, bocah bernama Jaiden Rogers yang berusia 12 tahun itu terkena sindrom kulit kaku. Jaiden didiagnosis mengidap penyakit ini pada awal 2013, ketika ayahnya menemukan sebuah gumpalan keras di paha kanan Jaiden.

Menurut laporan People, penyakit itu telah menyebar hingga ke panggul, perut, dan punggungnya. Bahkan penyakit itu mulai menyebar ke dadanya, dan diduga dapat mengganggu pernapasannya.

Dijelaskan oleh Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD), sindrom kulit kaku menyebabkan kulit seseorang untuk mengeras serta menebal. Pengerasan ini dapat membuat seseorang menjadi sulit berjalan, bahkan jika penyakit sampai ke bagian sendinya, ada kemungkinan orang itu tidak lagi bisa menggerakan sendinya tersebut.

Biasanya sindrom ini menyerang sendi-sendi besar, seperti bahu, siku, dan juga lutut. Jika didiamkan, semakin lama sindrom ini akan semakin memburuk.

Dijelaskan juga bahwa sindrom ini dapat mempengaruhi kemampuan bernapas seseorang. Simtom lainnya adalah rambut rontok, kehilangan lemak tubuh, skoliosis, lemah otot, lambatnya pertumbuhan, dan juga kependekan.

Kondisi menyakitkan dan mengerikan ini disebabkan oleh mutasi genetik di gen FBN1. Gen tersebut memiliki tugas mengatur keberadaan protein fibrillin-1.

Fibrillin-1 sendiri adalah protein yang membantu kulit elastis dan membuat ligamen serta pembuluh darah bisa meregang.

Sedihnya, belum ada pengobatan yang bisa menghilangkan simtom kulit kaku. Biasanya penderita diarahkan melakukan terapi fisik untuk menghadapi masalah gerakan sendi.***

Editor:hasan b
Sumber:kumparan.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/