Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
13 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
13 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
12 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
12 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
5
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
12 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Gara-gara Stres, 25 Persen Penduduk Indonesia Idap Darah Tinggi

Gara-gara Stres, 25 Persen Penduduk Indonesia Idap Darah Tinggi
Ilustrasi. (int)
Kamis, 11 Januari 2018 11:47 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 25 persen penduduk Indonesia mengidap darah tinggi (hipertensi).

Total penduduk Indonesia tahun 2016 sebanyak 261.115.456 jiwa, maka jumlah penderita hipertensi di Indonesia mencapai 65,2 juta jiwa.

Dikutip dari dream, menurut Menkes Nila F Moeloek, angka tersebut cukup stabil namun bisa dibilang mengkhawatirkan. Sebab, hipertensi bisa jadi pemicu penyakit berat seperti stroke dan jantung hingga kematian mendadak.

''Litbangkes mengatakan angkanya selalu berkisar 25 persen. Kalau saya bisa mengatakan, artinya seperempat dari populasi Indonesia semuanya darah tinggi,'' ujar Nila di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018.

Nila menjelaskan populasi yang terus bertambah berdampak pada tingginya jumlah penderita stres. Menurut Nila, orang Indonesia menjalani gaya hidup yang dampak negatifnya langsung bisa dirasakan, seperti masyarakat Jepang.

Misalnya, kepadatan penduduk yang berimbas pada kemacetan, disebut Nila sebagai salah satu penyebab tingginya jumlah penderita hipertensi. Dampaknya bukan hanya pada kesehatan fisik, namun juga jiwa masyarakat Indonesia.

Untuk itu Kementerian Kesehatan saat ini mendorong agar masyarakat Indonesia tak sungkan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater demi memiliki kondisi mental yang lebih baik.

''Kami fokus juga mengatasi tingkat stres ini. Karena itu rumah sakit jiwa kalau menurut saya seharusnya disebut juga dengan rumah sakit mental. Karena bukan orang yang sakit jiwa saja yang berobat ke sana, tapi kita yang mengalami stres dan depresi. Kita bisa berkonsultasi sebelum jatuh ke yang lebih dalam,'' ujar Nila.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/