Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
14 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
13 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
3 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
3 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
3 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Waspada! Browsing Menggunakan Mode Incognito di Chrome Tak Selalu Aman

Waspada! Browsing Menggunakan Mode Incognito di Chrome Tak Selalu Aman
Ilustrasi (www.googleappsforedu.com)
Sabtu, 16 Januari 2016 09:14 WIB

BERHATI-HATILAH ketika ingin mengakses internet secara lebih privat di peramban Google Chrome. Memang biasanya banyak pengguna akan memilih untuk memakai mode incognito. Sebab, mode ini memungkinkan penjelajahan di internet tidak disimpan dalam riwayat peramban.

Namun, kejadian yang dialami oleh seorang mahasiswa University of Toronto baru-baru ini menemukan bahwa tidak selalu mode incognito menjanjikan privasi berinternet.

Adalah Evan Andersen, yang berencana login untuk bermain game Diablo III, ternyata disambut oleh video porno yang dilihat beberapa waktu lalu menggunakan mode incognito di Google Chrome.

Mengutip informasi dari laman The Next Web, Jumat (15/1/2016), Andersen menuturkan bahwa dirinya telah menutup peramban setelah menonton video tersebut. Namun, setelah diketahui adanya kesalahan di driver GPU dari Nvidia, memori video tersebut tidak terhapus.

Jadi, ketika ia mencoba untuk memuat frame buffer, kartu grafis malahan menarik apa yang terakhir digunakan oleh Google Chrome. Padahal, seharusnya informasi tidak tersimpan karena ia mengaksesnya dengan mode incognito.

Namun, Andersen mengaku bahwa ia dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurutnya, sebuah patch untuk driver GPU dapat dipakai untuk memastikan bahwa buffer selalu terhapus sebelum dikirimkan ke aplikasi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal tersebut yang biasanya dilakukan oleh sistem operasi dengan CPU RAM. Oleh karena itu, wajar apabila hal itu juga terjadi dengan GPU. Sebagai tambahan, Andersen menuturkan bahwa Google Chrome bisa menghapus sumber daya GPU-nya sebelum berhenti.

Kendati demikian, berdasarkan blog yang dibuat Andersen, baik Google dan Nvidia sudah menyadari masalah ini. Sayangnya, Google berujar bahwa hal ini tak dapat diperbaiki sebab mode incognito di Chrome bukan didesain untuk melindungi pengguna dari pengguna lain dalam satu komputer.

Sementara itu, pihak NVIDIA menjelaskan bahwa masalah ini berhubungan dengan manajeman memori yang ada di sistem operasi Apple, dan bukan kartu grafis NVIDIA. Sebab, driver NVIDIA sudah mengikuti kebijakan dari sistem operasi. Selain itu, masalah ini juga tidak ditemukan di sistem operasi Windows.

Masalah ini adalah bukan yang pertama bagi Google Chrome. Sebelumnya, Google juga sudah mengetahui bahwa ada masalah serupa terjadi untuk Chrome versi mobile. (***)

Editor:Calva
Sumber:Liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/