Home  /  Berita  /  Olahraga

Eko Yuli Belum Pulih Cedera, Recovery Centre Solusi Menjaga Peluang Medali di Olimpiade 2024 Paris

Eko Yuli Belum Pulih Cedera, Recovery Centre Solusi Menjaga Peluang Medali di Olimpiade 2024 Paris
Okto bersama Eko Yuli Irawan di Olimpiade 2020 Tokyo. ( Foto: Naif Muhammad Al As / NOC Indonesia)
Rabu, 03 April 2024 15:29 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Perhatian Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari terhadap atlet tidak perlu diragukan. Bahkan, Pria kelahiran Jakarta tahun 1975 yang sukses membebaskan Indonesia dari belenggu sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada tahun 2021 dalam waktu kurang dari 4 bulan ini selangkah lebih maju dalam upaya membawa prestasi olahraga Indonesia lebih baik ke depan.

Faktanya, Okto, panggilan karibnya, sempat melontarkan masalah Recovery Centre (Pusat Pemulihan) saat berbicara dengan wartawan pada acara berbuka puasa di Jakarta, Sabtu (30/3/2024). Ternyata, Recovery Centre yang disebut Okto ini bukan sekadar wacana tetapi memang sudah harus menjadi suatu kebutuhan bagi Indonesia dalam mengatasi masalah cedera atlet.

Belum sepekan dibicarakan masalah Recovery Centre terkuak lifter angkat besi senior Indonesia Eko Yuli Irawan mengaku masih belum pulih dari cedera kakinya. Pengakuan itu disampaikan Eko usai memastikan tiket Olimpiade 2024 Paris pada Piala Dunia Angkat Besi (IWF World Cup 2024) di Phuket, Thailand, Selasa (2/4/2024).

Wajar jika Okto menyebut Indonesia sudah waktunya memiliki Recovery Center untuk bisa memenuhi kebutuhan atlet yang rawan cedera, seperti yang dialami Eko selama ini. Recovery Center, kata Okto, menjadi salah satu element penting karena dapat membantu percepatan pemulihan atlet berbasis Sport Science yang lengkap dan terpadu yang sementara ini belum dimiliki Indonesia.

“Kebutuhan terhadap pusat pemulihan atlet elite atau elite athletes Recovery Center sangat mendesak mengingat banyaknya potensi cedera pada atlet unggulan kita. Recovery is part of training. Saya sudah minta langsung kepada Menpora Dito dan katanya mau dibuat di Cibubur. Dibutuhkan peralatan dan SDM yang sangat profesional agar bisa mencegah dan mengatasi cedera atlet,” tegasnya.

Desakan Okto agar Indonesia memiliki Recovery Centre itu semua demi kepentingan prestasi olahraga Indonesia sekaligus Mengumandangkan Lagu Indonesia Raya di ajang event internasional. Paling tidak cedera Recovery Centre bisa cepat dengan segera memulihkan cedera Eko dan menjaga atlet-atlet unggulan lainnya. Dengan demikian, mereka bisa tampil prima bukan hanya mampu menjaga potensi medali tetapi juga bisa meningkatkannya pada saat tampil di Olimpiade.

Sebagai catatan, Eko sudah mengalami cedera hamstring saat memulai kiprahnya di Olimpiade sejak 2008 Beijing. Namun, dia mampu membawa pulang medali perunggu.
Balutan cedera juga dialami Eko saat tampil di Olimpiade London 2012. Dengan kondisi tulang kering yang retak, Eko mampu meraih perunggu.

Pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, lifter 34 tahun ini kembali mengalami masalah di lutut namun masih bisa membawa pulang medali perak. Pada penampilan terakhir di Olimpiade 2020 Tokyo, Eko mempertahankan capaian peraknya meski Olimpiade digelar dalam kondisi Covid-19.

“Angkat besi selalu tidak pernah mengecewakan bangsa Indonesia. Selalu menjadi cabor yang tidak pernah absen untuk mengirimkan wakilnya dan selalu menyumbangkan medali di Olimpiade. Doa kita semua, masyarakat Indonesia, semoga di Paris 2024 ini bisa pecah telur untuk medali emas,” lanjutnya.

Eko Yuli Irawan memastikan diri lolos ke Olimpiade. Paris 2024 bakal jadi penampilan kelima buat atlet asal Metro, Lampung tersebut di ajang Olimpiade. Di Piala Dunia Angkat Besi, Eko berhasli menyelesaikan angkatan snatch 133kg, namun ia tidak menyelesaikan angkatan clean and jerk dengan sempurna karena masalah cedera lutut yang dialaminya belum sembuh 100 persen.

Kendati demikian, Eko berada di urutan ketiga Olympic Qualification Ranking dengan total angkatan 300kg. Catatan ini diraih Eko saat tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi (IWF World Weightlifting Champhionship) di Bogota, Colombia 2022 lalu.

Untuk bisa lolos ke Olimpiade, Eko juga harus mengalahkan kompatriotnya, Ricko Saputra yang sebenarnya juga masuk dalam long list lifter yang lolos dengan mengemas total amgkatan 298kg. Namun, aturan di IWF (International Weightlifthing Federation) berbunyi, satu negara hanya bisa mengirimkan satu wakilnya yang memiliki total angkatan tertinggi di satu kelas lomba.

Okto menyambut gembira lolosnya Eko ke Paris 2024. Terlebih ini merupakan catatan sejarah baru buat olahraga Indonesia di mana satu atlet tampil di lima edisi Olimpiade atau quintrick.

“Selamat dan luar biasa atas sejarah baru buat Indonesia lewat capaian quintrick tampil di Olimpiade dari Eko. Konsistensinya patut mendapatkan apresiasi dan menjadi motivasi buat atlet-atlet lain,” ungkapnya.

Saat ini, Indonesia sudah meloloskan delapan atlet ke Olimpiade 2024 Paris. Mereka adalah dua atlet dari panahan, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono dari sports climbing, Rifda Irfanaluthfi (Artistic Gymnastics), Fathur Gustafian (Menembak), dan Rio Waida (Surfing). ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/