Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Melalui OIC-CA 2023, Kemenpora Harap Indonesia Miliki Peran Bangun Harmoni Keberagaman Dunia

Melalui OIC-CA 2023, Kemenpora Harap Indonesia Miliki Peran Bangun Harmoni Keberagaman Dunia
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh saat memberikan souvenis kepada Anggota Delegasi IOC-CA 2023. (Humas Kemenpora)
Senin, 10 Juli 2023 19:37 WIB
Penulis: Azhari Nasution
SAMARINDA - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) berharap melalui kegiatan Organization Islamic Cooperation - Cultural Activity (OIC-CA) 2023, Indonesia memiliki peran penting dalam membangun harmoni di tengah keberagaman dunia.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Ni'am Sholeh saat menjadi panelis pada diskusi tingkat tinggi bersama delegasi negara anggota OIC-CA di Auditorium 22 Dzulhijjah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (10/7/2023).

"Di tingkat internasional melalui OIC-CA 2023 ini Indonesia diharapkan bisa menjadi katalisator didalam membangun harmoni di tengah keberagaman," kata Asrorun Ni'am.

Menurutnya, keberagaman di dunia ini benar adanya. Sehingga harus dirawat dengan cara yang baik agar dijauhkan dari potensi perpecahan dan untuk dijadikan kekuatan dalam membangun peradaban lebih baik.

"Karena keragaman itu nyata dan kalau tidak dikelola dengan baik bisa menjadi benih pertentangan dan permusuhan. Tetapi, sebaliknya jika dikelola dengan baik ini akan menjadi integrator kita sebagai bangsa," tambahnya.

Salah satu agenda OIC-CA 2023 ini adalah membicarakan tentang keberagaman dan cara pengelolaannya untuk kepentingan membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan.

"Saya sampaikan beberapa hal tentang aspek normatif keberbedaan yang merupakan pemberian Tuhan dan bagaimana kita mengelola agar keberbedaan itu menjadi sebuah kekuatan sebagai modal sosial untuk kepentingan kebaikan di masa depan," urai Asrorun.

Dari aspek sejarah Indonesia lanjutnya, perbedaan itu nyata. Tetapi Indoensia memiliki khazanah yang bisa dioptimalkan untuk mengelola perbedaan itu menjadi sebuah kekuatan yang disebut dengan filosofi Bhineka Tunggal Ika.

"Dalam konteks ke Islaman kita juga memiliki sejarah panjang terkait dengan komitmen membangun kebersamaan di tengah keragaman, bahkan isu soal komitmen ini menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW saat haji Wada," tuturnya.

Kemenpora memberikan pengalaman baik didalam mengelola perbedaan itu baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.

"Di tingkat nasional, Kemenpora menfasilitasi pertemuan anak-anak muda dari berbagai provinsi dalam projek bersama yang namanya PPAP ini sudah kali kedua," jelasnya.

"Kemudian di tingkat ASEAN, Indonesia didalam pertemuan SOMY mengusulkan dan menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah permanen dalam kegiatan Asean Youth Interfaith Camp (AIYC) yang sudah berjalan empat tahun, dimana para pemimpin muda agama Asean bertemu membangun kerjasama, dialog soal toleransi, inklusivitas dan kerjasama," tutupnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/