Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
13 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
3
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
13 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
4
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
13 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Masyarakat Indonesia Sudah Terbiasa dengan Konsep Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1, Ini Faktanya

Masyarakat Indonesia Sudah Terbiasa dengan Konsep Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1, Ini Faktanya
Kamis, 29 Juni 2023 23:58 WIB
JAKARTA – Di tengah perdebatan panas tentang redenominasi Rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1, tampaknya masyarakat Indonesia sudah jauh hari menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Meski belum ada regulasi resmi dari Bank Indonesia, namun bukti nyata dari penerapan redenominasi sudah bisa kita temui dalam transaksi sehari-hari.

Salah satu bukti yang bisa kita lihat adalah penandaan harga dengan embel-embel "K" dalam berbagai tempat, mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, café, hingga bioskop. Harga yang seharusnya Rp30.000, misalnya, seringkali ditulis sebagai 30K. Ini membuktikan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan pemahaman bahwa "K" dalam konteks ini merupakan kelipatan seribu.

Praktik ini bahkan tidak hanya terbatas pada area komersial modern. Di pasar-pasar tradisional, kita juga bisa melihat bagaimana transaksi antara pedagang dan pembeli juga sudah mulai disederhanakan. Sebagai contoh, pedagang buah yang menawarkan jeruk dengan harga Rp30.000 per kilogram, dan pembeli menawarnya dengan hanya menyebut 20, yang berarti mereka menawar seharga Rp20.000 per kilogram.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, sebelumnya sudah menjelaskan bahwa redenominasi rupiah ini sebenarnya sudah lama disiapkan. "Masalah desain dan tahapan-tahapannya, itu sudah kami siapkan dari dulu secara operasional dan bagaimana tahapan-tahapannya," ungkap Perry.

Meski demikian, terdapat tiga pertimbangan penting sebelum redenominasi ini dapat diterapkan, yaitu stabilitas makro ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi politik. "Memang ekonomi Indonesia saat ini tengah bagus. Hanya saja redenominasi ini masih harus menunggu momen yang lebih tepat," tegas Perry.

Meski belum ada regulasi resmi, tampaknya masyarakat Indonesia sudah cukup terbiasa dengan konsep redenominasi. Ini adalah sinyal positif bahwa masyarakat sudah siap jika suatu saat nanti redenominasi rupiah ini benar-benar diimplementasikan oleh Bank Indonesia. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/