Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
2
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
3
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
21 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
4
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
22 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
5
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
5 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Hukum

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan

Soal Pencabulan di Batang, Ganjar Ngaku Terima Tekanan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (keempat kanan) dalam Musrenbang RKPD Pemprov Jateng 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 13 April 2023. (foto: gonewsco/dzulfiqar)
Sabtu, 15 April 2023 01:35 WIB
JAWA TENGAH - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku mendapat tekanan karena mempublikasi langkah pihaknya menangani kasus asusila di salah satu pesantren di Kabupaten Batang. Hal tersebut Ia sampaikan dalam Musrenbang RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Provinsi Jawa Timur di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kemarin malam.

Penuturan Ganjar dimulai dari atensi pemerintah Provinsi Jateng terhadap korban kekerasan terhadap anak dan perempuan. "Kalau masuk ke saya pasti langsung saya cek ke dinas saya. Dan pasti kami gerakannya langsung berjalan dan kami tidak pernah publish karena biasanya soal asusila. Kecuali crime yang terjadi seperti di Batang. Itu kami publish," tuturnya sebagaimana dikutip GoNEWS.co, Jumat (14/4/2023) malam.

"Dan ketika kami mem-publish apakah saya tidak dapat tekanan? Ada. Karena mereka yang seprofesi itu mengatakan, 'Pak udah dong Pak! Jangan digitukan (di-publish) dong! Itu menyakiti.'" tutur Ganjar menirukan tekanan yang Ia maksud.

Terkait hal ini, sambung Ganjar, dirinya sudah meminta dukungan Majelis Ulama dan Kemenag (Kementerian Agama) untuk melakukan evaluasi terhadap pondok pesantren yang viral karena kasus dugaan pencabulan santriwati di Batang itu.

"Masih layak atau tidak. Kalau nggak layak, kita tutup. Kalau kita tidak tegas seperti itu, ngeri," tandas Ganjar.

Lebih jauh, kata Ganjar, pihaknya juga sudah menerima masukan dari pemerhati dan psikolog anak, Seto Mulyadi.

"Kak Seto telepon saya (dan mengatakan, red), 'Pak Gub mesti dievaluasi itu. Apakah itu masuk kabupaten atau kota layak anak? Kalau perlu dicabut.' Oke juga menurut saya," kata Ganjar.

Seperti diberitakan, sebanyak 15 orang santriwati salah satu pondok pesantren di Batang diduga menjadi korban pencabulan. Polisi telah telah menetapkan WM (58) yang tak lain adalah guru ngaji para korban sebagai tersangka. Dalam jumpa pers pada 11 April 2023, Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkapkan, perbuatan WM telah berlangsung sejak tahun 2019 hingga awal 2023. "Modus operandinya santriwati dibangunkan pagi-pagi diajak ke kantin atau TKP lain kemudian pelaku melakukan tindakan asusila."***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Hukum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/