Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
9 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
2
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
8 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
3
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
8 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
8 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
7 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
5 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Olahraga

Okto Bicara Banyak Atlet Belum Paham Acuan Prestasi

Okto Bicara Banyak Atlet Belum Paham Acuan Prestasi
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari saat berbicara dalam seminar “Leadership Spirit of Olympism”. (Foto: NOC Indonesia)
Sabtu, 15 Oktober 2022 18:01 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari mengajak Indonesian Olympian Assosiation (IOA) untuk mengubah mindset atlet-atlet Indonesia. Terutama dalam menjadikan Olimpiade sebagai puncak acuan prestasi di mata atlet.

Dalam seminar “Leadership Spirit of Olympism” yang diadakan IOA di Function Hall Kantor NOC Indonesia, Sabtu (15/10/2022), Okto hadir didampingi Komite Eksekutif NOC Indonesia, Jadi Rajaguguk dan Wakil Sekretaris Jenderal IV Daniel Loy.

“Saat ini masih banyak yang gagal paham terhadap acuan prestasi. Banyak atlet yang masih menjadikan SEA Games target utama Padahal seharusnya sasaran puncak adalah Olimpiade sebagai tingkatan tertinggi multievent di dunia,” kata Okto.

Situasi ini, diterangkan Okto, dikarenakan banyak yang belum paham dengan apa yang tertulis dalam Olympic Charter atau Piagam Olimpiade. Untuk itu, Okto meminta IOA turut membantu NOC Indonesia menyosialisasikannya, terutama terkait Olympic Movement (Gerakan Olimpiade) serta Olympic Values (Nilai-nilai Olimpiade).

IOA, dikatakan Okto, menjadi instrumen penting dalam membawa pesan penting tersebut. Sebab, para olympian yang memiliki pengalaman berlaga di pesta olahraga paling prestisius di dunia dan menjadi tokoh utama yang pernah merasakan nilai-nilai Olimpiade, yakni excellence (keunggulan), respect (saling menghormati), dan friendship (persahabatan).

“Buat saya pengalaman mendampingi atlet di dua Olimpiade, Rio de Janeiro (2016) dan Tokyo (2020) sungguh luar biasa. Saya yakin para Olympian pun merasakan ambience yang berbeda ketika tampil di Olimpiade dan memang untuk tampil di Olimpiade membutuhkan proses yang tidak instans,” kata Okto.

“Saya yakin para Olympian dapat merasakan bagaimana seorang atlet dapat menunjukkan perjuangan untuk mencapai keunggulan (excellence), bagaimana kita bisa menghormati lawan kita di dalam dan di luar lapangan, dan bagaimana kita bisa mendapatkan persahabatan dalam komunitas olahraga, tak terbatas gender, ras, agama, hingga warna kulit. Ini harus kita sebarkan bersama.” ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/