Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
22 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
2
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
5
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
6
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
14 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Harga BBM Naik, Nelayan di Padang Risau

Harga BBM Naik, Nelayan di Padang Risau
Ilustrasi nelayan di Kota Padang. (Foto: Istimewa)
Senin, 05 September 2022 14:57 WIB

PADANG - Kondisi cuaca buruk beberapa hari belakangan di kota Padang Sumatera Barat menyebabkan nelayan harus berhenti melaut untuk sementara waktu.

Selain itu, naiknya harga bahan bakar juga turut menjadi kekhawatiran mereka. Hal tersebut diakui Rengga (34). Ia menjelaskan kondisi nelayan tidak hanya bergantung pada cuaca tetapi juga harga bahan bakar.

Dengan kondisi badai yang sekarang saja sudah susah, apalagi kalau ditambah bahan bakar naik. Nelayan tambah terpuruk," ungkap Rengga Senin (05/9/2022).

Nakhoda kapal bagan 46 GT dengan 17 ABK/ awak kapal ini menambahkan, ia berharap pemerintah mempertimbangkan kondisi nelayan dalam kebijakan kenaikan bahan bakar. "Kalau bisa harga solar jangan naik, atau beri minyak solar subsidi khusus nelayan supaya kami bisa mencari ikan hingga ke tengah laut," katanya.

Sehari-hari Rengga menjelaskan, kapal yang digerakkan dengan bahan bakar solar ini biasanya ditargetkan dapat bertahan paling lama satu minggu di laut, sebelum akhirnya kembali ke pinggir pantai untuk menjual hasil tangkapan.

Ia melanjutkan, kondisi cuaca buruk beberapa hari terakhir membuat ia dan awak lainnya tidak bisa melaut. "Selama lima hari belakangan hidup dari sisa-sisa tabungan, tidak bisa dipaksakan melaut kalau gelombangnya tinggi, selain risiko bagan patah, ikan juga sulit ditemui," terang bapak tiga anak ini.

Rengga juga mengatakan, kondisi cuaca buruk tersebut turut berpengaruh pada harga ikan. Di Pasa Banda Aia, Kota Padang, harga per kilo ikan seperti ikan jenis sisiak (sejenis tongkol) naik hingga Rp. 5.000, dari yang sebelumnya hanya 30.000 per kilo kini menjadi 35.000.

""Sudah tiga hari ini harga naik, yang biasanya bisa dapat 4 juta biasanya, kini cuma 2,5 juta," ujar Ajo Sidi (52) salah seorang penjual ikan di pasar Banda Aia, Sabtu (3/9/2022).***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/