Home  /  Berita  /  Agam

Hasil Pemeriksaan Sampel, 144 Sapi di Agam Positif PMK

Hasil Pemeriksaan Sampel, 144 Sapi di Agam Positif PMK
Petugas sedang mengambil sampel sapi yang diduga mengidap PMK. (antara/dinas pertanian agam)
Minggu, 29 Mei 2022 16:09 WIB
LUBUKBASUNG - Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan 10 sampel sapi yang diperiksa di Balai Viteriner Bukittinggi positif mengidap virus penyakit mulut kuku (PMK) dan total sapi sakit gejala virus itu mencapai 144 ekor.

"Seluruh sampel yang kita periksa di Balai Viteriner Bukuttinggi hasilnya positif PMK dan hasil labor dilaporkan pada Rabu (25/5)," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim di Lubukbasung, Minggu (29/5/2022).

Ia mengatakan, sampel yang diperiksa itu berupa darah, lendir hidung dan bekas luka pada kuku.

Saat ini total sapi yang diduga mengidap PMK berjumlah 144 ekor yang tersebar di daerah itu.

Berkemungkinan jumlah itu bakal terjadi penambahan, karena Tim Unit Reaksi Cepat Agam tiap hari melaporkan adanya temuan sapi diduga mengidap PMK.

"Tim setiap hari melaporkan temuan sapi diduga mengidap PMK," katanya.

Untuk mencegah penularan PMK, tambahnya, Pemkab Agam membentuk Satgas PMK untuk mengkoordinasi pengendalian penyakit PMK di lapangan.

Lalu, membentuk Tim Unit Reaksi Cepat pada masing-masing Puskeswan dengan tugas utamanya menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penyakit PMK, melaporkan setiap hari perkembangan kasus (suspect, konfirm, sakit, sembuh, mati dan potong paksa).

"Saat ini Tim URC masing-masing Puskeswan sudah bekerja maksimal dan laporan penyakit lebih awal akan mempercepat penyembuhan penyakit karena segera tertangani," katanya.

Selain itu, mempersiapkan obat-obatan ternak serta peralatan pendukung pengendalian PMK dan melakukan rapat gabungan antara Sekda, Fotkopimda dan dinas terkait.

"Rapat menyikapi PMK itu telah kita lakukan pada Rabu (25/5)," katanya.

Ia mengimbau petani untuk memberikan makanan tambahan kepada sapi tersebut berupa air gula, nasi dan lainnya, sehingga sapi itu memiliki tenaga. Menyemprotkan cairan disinfektan ke kandang dan selalu membersihkan kandang.

"Penyebab kematian dari penyakit mulut dan kuku sangat rendah dan terpenting petani memberikan asupan makan ke sapi itu setiap saat," katanya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Peristiwa, Sumatera Barat, Agam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/