Home  /  Berita  /  Bukittinggi

Sidang Kasus Surat Palsu Pilkada Bukittinggi Diwarnai Adu Jotos

Sidang Kasus Surat Palsu Pilkada Bukittinggi Diwarnai Adu Jotos
Keributan di Pengadilan Negeri Bukitttinggi (antara/ho-dokumen pribadi)
Selasa, 17 Mei 2022 21:13 WIB
BUKITTINGGI - Persidangan kasus dugaan pelanggaran Informasi Transaksi Elektronik (ITE) berupa penyebaran surat palsu yang dianggap merugikan salah satu Calon Wali Kota pada Pilkada Bukittinggi 2020 lalu diwarnai keributan adu jotos yang melibatkan pendukung masing-masing kubu.

Akibatnya, salah seorang pengunjung yang diduga menjadi salah satu pendukung mengalami cidera dan dilarikan ke Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi, Selasa (17/5/2022).

Humas Pengadilan Negeri Bukittinggi, Lukmanul Hakim membenarkan adanya keributan yang terjadi sebelum proses sidang dilanjutkan.

"Kejadian keributan memang ada di luar sidang tepatnya di koridor luar ruang sidang, memang ada adu jotos dua orang yang akhirnya dipisahkan oleh pihak keamanan, ada yang diamankan ada yang pergi meninggalkan area pengadilan," kata dia.

Ia belum mengetahui kasus perkelahian itu sudah dilaporkan ke kepolisian atau belum dan tidak mengetahui secara pasti apakah dua orang ini merupakan pendukung pihak yang berkasus di pengadilan.

"Kami belum mengetahui secara pasti itu pengunjung pro A atau pro B, kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian," katanya.

Sementara dari salah satu pihak yang berperkara, yaitu pengacara Ramlan Nurmatias yang merupakan mantan Wali Kota sebelumnya, Ryan Permana Putra menyayangkan adanya keributan itu dan meminta peningkatan keamanan di lembaga peradilan tersebut.

"Kami dari pihak pengacara Ramlan Nurmatias menyarankan ke Pengadilan Negeri Bukittinggi untuk segera menambah pengamanan dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian Bukittinggi, karena selama sidang tidak pernah terlihat ada pihak kepolisian dengan sidang yang pengunjung dari dua simpatisan Ramlan Nurmatis dan Erman Safar ini," kata dia.

Menurutnya, kasus yang disidangkan cukup rawan terjadi benturan karena situasi politik dan ketidakpuasan hasil Pilkada lalu.

"Karena rawan, lebih baik mencegah dari pada melakukan penanganan setelah terjadi dugaan tindak pidana lainnya," kata dia. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Peristiwa, Sumatera Barat, Bukittinggi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/