Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
20 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
2
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
23 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
3
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
20 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Nasional

Pengamat: Perang Rusia-Ukraina Bisa jadi Momentum Indonesia Ulang Sejarah Inisiasi Gerakan Non Blok

Pengamat: Perang Rusia-Ukraina Bisa jadi Momentum Indonesia Ulang Sejarah Inisiasi Gerakan Non Blok
Ilustrasi perang Rusia-Ukraina. (foto: ist./cnbc)
Jum'at, 25 Februari 2022 16:42 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik Luar Negeri Abhiram S. Yadav mengatakan, konflik dan perang Rusia dengan Ukraina telah berdampak langsung terhadap ganguan stabilitas politik, keamanan dan ekonomi global. Demikian Ia sampaikan tertulis, Jumat (25/2/2022).

"Kondisi geopolitik terkini di Eropa Timur ini berpotensi mengalami eskalasi yang meningkat dengan wacana intervensi NATO. Yang kemudian dapat berakibat terjadinya Perang berskala besar besaran. Bahkan dikhwatirkan dapat meningkat menjadi Perang Dunia III," kata Abhiram tertulis sebagaimama dikutip GoSumbar.com di Jakarta.

Situasi ini, menurut Abhiram bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk kembali menciptakan sejarah pergerakan Non-Blok dalam mengarahkan negara-bangsa agar tidak terjebak dalam kompetisi adu kekuatan global agar dapat menghindari terjadinya perang dunia ke 3.

"Untuk mencapai hal ini, diperlukan penyesuaian terhadap haluan-haluan konsepsi Presidensi G20 Indonesia agar kepentingan perdamaian dunia dapat konstruksi dengan tepat sehingga agenda G20 tidak terganggu dan prioritas-prioritas yang sudah direncanakan dapat tetap terlaksana secara paralel," kata Dia.

Dalam hal ini, pungkas Dia, "Sebelum perhelatan G20 dilaksanakan, Indonesia perlu menyuarakan aksi perdamaian baik secara verbal maupun aksi nyata".***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Politik, Nasional, Internasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/