Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
23 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
3
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
23 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
17 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
23 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Temui LaNyalla, Dubes AS Dukung Penguatan DPD RI

Temui LaNyalla, Dubes AS Dukung Penguatan DPD RI
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim saat menemui Ketua DPD RI, LaNyalla. (Foto: Istimewa)
Rabu, 04 Agustus 2021 18:09 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim menyatakan mendukung upaya penguatan peran DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Kim juga akan mendorong peningkatan kerjasama parlemen antara Senat AS dengan DPD RI. Ia berjanji akan memfasilitasi pertemuan antara DPD RI dan Senat Amerika Serikat di Washington DC.

Demikian dikatakan Dubes Kim kepada Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (4/8/2021). Dalam pertemuan itu, LaNyalla didampingi Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSP) DPD RI Gusti Farid Hasan, Ali Ridho (Wakil Ketua BKSP), Maya Rumantir (anggota BKSP) dan Senator Bustami Zainudin serta Sekjen DPD RI Rahman Hadi.

Kepada LaNyalla, Kim menyatakan AS sangat berminat meningkatkan hubungan investasi dan perdagangan. Karena menurutnya, saat ini perusahaan di AS sangat tertarik berinvestasi di Indonesia, namun masih ada beberapa kendala dan hambatan serta perselisihan perdagangan.

“Kami senang dengan adanya terobosan Omnibus Law, dan kami sudah bekerjasama dengan kementerian terkait. Namun akan lebih baik jika kami juga mendapat dukungan dari DPD RI, terkait investasi kami di sejumlah daerah di Indonesia,” tukas Kim seraya menyatakan keinginannya untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara.

Atas hal itu, LaNyalla menyatakan kesiapan DPD RI untuk meningkatan hubungan kerjasama parlemen dengan Senat AS. LaNyalla juga berterima kasih atas dukungan AS terhadap upaya penguatan peran DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

“Kami akan mendorong Amandemen ke-5 Konstitusi Indonesia, dimana roadmap pembangunan Indonesia akan dipandu melalui Pokok-Pokok Haluan Negara. Kami DPD RI juga ingin membuka peluang adanya calon presiden dan wakil presiden dari non-partai politik atau independen,” ungkap LaNyalla.

LaNyalla juga menyinggung pernyataan terbaru Presiden AS Joe Biden tentang potensi Jakarta akan tenggelam akibat perubahan iklim. Menurut LaNyalla, seharusnya Joe Biden juga menyampaikan upaya apa yang bisa diberikan AS agar Jakarta tidak tenggelam.

LaNyalla juga menyinggung soal Kerjasama Indonesia-AS dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Amerika Serikat yang telah mengirimkan bantuan sebanyak 3,5 juta dosis vaksin Moderna.

“Kami berharap bahwa komitmen bantuan pemerintah Amerika Serikat sejumlah US$14,5 juta untuk memberantas wabah corona ini akan tersalurkan dengan baik, termasuk bantuan peralatan ventilator dari Amerika Serikat,” ucap LaNyalla.

Ketua DPD RI juga berharap pandemi Covid-19 membangkitkan semangat kedua negara untuk memperluas kerjasama di bidang riset farmasi dan kesehatan masyarakat, yang melibatkan Fakultas Kedokteran dan Farmasi serta lembaga-lembaga penelitian kedua negara.

“Karena tidak ada yang bisa menjamin bahwa setelah Covid-19 maka dunia akan bebas dari wabah semacam ini. Jadi hubungan bilateral kita ke depan perlu diberikan porsi yang lebih besar dalam bidang riset medis dan kerjasama industri kesehatan,” imbuhnya.

Pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu juga membahas sejumlah isu terkait hubungan kerjasama kedua negara. Di antaranya hubungan bilateral terkait pertahanan keamanan, industri strategis, ekonomi digital, lingkungan terkait perubahan iklim global, pendidikan menyangkut peningkatan jumlah pertukaran pelajar, maritim, kemanusiaan, profesionalisme dan upaya memerangi perdagangan narkoba.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/