Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
Olahraga
9 jam yang lalu
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
2
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
Olahraga
5 jam yang lalu
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
3
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
5 jam yang lalu
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
4
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pengamat: Jangan Tendensius Terhadap Para Pendemo

Pengamat: Jangan Tendensius Terhadap Para Pendemo
Ilustrasi Demo mahasiswa menolak kebijakan PPKM. (Foto: Istimewa)
Senin, 26 Juli 2021 18:11 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Demo atau unjukrasa yang dilakukan berbagai elemen masyarakat belakangan ini dinilai ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu. Mereka dinilai ingin menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Penilaian semacam itu cenderung tendensius. Mereka menyudutkan pihak tertentu tanpa berani menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud," ujar pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga kepada GoNews.co, Senin (26/7/2021).

Jamil menegaskan, jika memang ada yang menunggangi, seharusnya mereka bisa menunjukan hidung si penunggang. Namun hal tidak, mereka hanya bisa menuding tapi yang ditunjuk mahluk penampakan. "Para penuding itu seharusnya menghormati pendemo. Sebab, demo itu hak warga negara yang dilindungi UU," paparnya.

Jamil menilai, jika mereka memberi stigma-stigma yang negatif kepada para pendemo, itu sama saja tidak menghormati hak orang lain dalam menyampaikan aspirasinya. Orang-orang seperti ini yang sesungguhnya tak layak hidup di negara demokrasi.

"Mereka ini hanya mengenakan jubah demokrasi, namun sikap perilakunya cenderung otoriter. Mereka mengatasnamakan demokrasi, padahal mereka tidak siap berbeda pendapat," jelasnya.

Jadi, sambung Jamil, biarkan aspirasi para pendemo itu tersalurkan. Tak perlu memberi stigma negatif pada mereka. Jika tidak sependapat dengan aspirasi para pendemo, siapa pun dapat menyanggahnya. "Sanggahlah dengan argumentasi, tanpa memcari-cari kelemahan pihak pendemo," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/