Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
15 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
5 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
5 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
5 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Kesehatan
Opini

Butuh 'Nyali Egois Sosial' untuk Melawan Corona

Butuh Nyali Egois Sosial untuk Melawan Corona
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing. (Foto: Istimewa)
Minggu, 24 Januari 2021 14:48 WIB
Penulis: Emrus Sihombing
PENANGANAN Pandemi Covid-19 diperlukan nyali sikap dan perilaku egois yang berdapak sosial, atau egois sosial.

Artinya, setiap individu bersikap dan berperilaku menyelamatkan diri sendiri dari pandemi Covid-19 dengan menggunakan semua protokol kesehatan secara ketat.

Kemudian, menghindari dan menjahui orang lain secara fisik dalam batas waktu hingga masalah Covid-19 dapat diatasi, dengan siapapun orang tersebut, yang tidak taat protokol kesehatan dalam setiap konteks dan kekerabatan sosial.

Namun relasi emosional antar individu harus tetap terjaga dengan menggunakan aplikasi dalam jaringan (daring).

Sebab, Covid-19 menyebar dari manusia ke manusia lain tanpa mengenal konteks dan hubungan kekerabatan antar manusia.

Tentu, untuk mewujudkan hal tersebut diperkukan strategi komunikasi persuasif, kreatif, inovatif, berkesinambungan, sistematis, masif dan terstruktur. Sangat tidak bisa dengan pola komunikasi sporadis.

Dengan demikian, setidaknya orang tersebut memperkecil kemungkinan dirinya dan orang lain tidak menjadi "korban" Covid-19.

Inilah yang saya sebut sebagai egois sosial, atau tindakan mementingkan diri sendiri tetapi berdampak sangat positif bagi orang lain di sekitarnya, termasuk dalam keluarga. Penulis: Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/