Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
23 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
11 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
11 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
11 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Politik

Jadi Korban Salah Tangkap saat Demo, Dosen UMI Makassar Dipukul dan Diseret Polisi

Jadi Korban Salah Tangkap saat Demo, Dosen UMI Makassar Dipukul dan Diseret Polisi
Korban salah tangkap. (Istimewa)
Senin, 12 Oktober 2020 12:26 WIB
MAKASSAR - Seorang dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar berinisial AM menjadi korban salah tangkap dan pemukulan oleh oknum polisi. Ia menjadi korban pemukulan oknum polisi saat aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020 lalu.

Korban AM menjelaskan kronologi kejadian itu berawal saat dirinya berada di depan salah satu minimarket di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar. Ia berada di lokasi itu hendak menuju ke tempat print yang berada di depan Kampus Universitas Bosowa.

Tapi karena kondisi unjuk rasa saat itu memanas, dirinya terjebak. Tiba-tiba polisi datang dan menangkap semua yang diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa itu.

Polisi yang melihatnya berada di dekat minimarket langsung menarik dan menyeret korban hingga beberapa kali jatuh akibat pukulan yang dilayangkan oleh oknum polisi. Meski sempat mengeluarkan identitas dan mengatakan seorang dosen.

"Saat itu saya mundur mendekat ke minimarket dan saya tidak lari, karena saya tidak terlibat dalam aksi itu. Saya keluarkan KTP dan bilang bahwa saya adalah dosen. Tapi tetap dibawa," ungkapnya saat menggelar Konferensi Pers di Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PHBI) Sulsel, Minggu (11/10/2020).

Tidak hanya kekerasan fisik yang korban alami, ia bercerita bahwa saat di mobil oknum polisi juga melontarkan kekerasan verbal yang membawa nama profesinya sebagai seorang dosen yang ia nilai tidak pantas dilontarkan oleh oknum penegak hukum seperti polisi.

Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PBHI Sulsel Syamsul Marlin akan melaporkan dan mengawal kasus salah tangkap dan pemukulan korban AM saat aksi penolakan Omnibus Law berapa hari lalu.

"Kasus ini kita akan laporkan ke Polda Sulsel besok,dan bukan hanya di Polda Sulsel saja, Kompolnas dan HAM kasus ini kami laporkan juga," ucapnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Gelora.co
Kategori:Peristiwa, Pendidikan, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/