Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
21 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
11 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
11 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
11 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Data CDC, Tingkat Kematian Pengidap Obesitas Terinfeksi Corona 50 Persen, Ini Penjelasannya

Data CDC, Tingkat Kematian Pengidap Obesitas Terinfeksi Corona 50 Persen, Ini Penjelasannya
Ilustrasi pengidap obesitas. (suara.com)
Sabtu, 10 Oktober 2020 09:38 WIB

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkap bahwa orang obesitas (berat badan berlebihan) sangat berisiko bila terinfeksi virus corona.

Dikutip dari detikhealt, CDC membeberkan, berdasarkan hasil penelitian, kematian orang yang mengidap obesitas terpapar Covid-19 meningkat hingga 50 persen.

Chapel Hill dari Universitas Carolina Utara menemukan bahwa mereka yang dinyatakan obesitas cenderung dirawat di rumah sakit atau dirawat di ICU karena virus corona.

''Menurut penelitian, obesitas berkaitan erat dengan faktor risiko lain akibat Covid-19, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, ginjal kronis, penyakit hati, dan hipertensi,'' ungkap CDC, dikutip dari Fox News.

CDC menyebut seseorang yang mengidap obesitas mengalami perubahan metabolisme yang menyebabkan peradangan dan masalah insulin. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh terhambat saat melawan Covid-19.

"Mengingat ancaman signifikan Covid-19 bagi individu dengan obesitas, kebijakan makanan sehat dapat memainkan peran yang mendukung, dan terutama penting dalam mitigasi mortalitas dan morbiditas Covid-19,'' kata Barry Popkin, PhD, profesor nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Global UNC Gillings, mengatakan dalam rilis berita pada saat itu.

Berikut daftar risiko tinggi akibat Covi-19 menurut CDC:

- Asma (sedang hingga berat)

- Penyakit serebrovaskular (mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak)

- Fibrosis kistik

- Hipertensi atau tekanan darah tinggi

- Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan yang lemah)

- Kondisi neurologis, seperti demensia

- Penyakit hati

- Kegemukan (BMI atau indeks massa tubuh lebih dari 25)

- Kehamilan

- Fibrosis paru (memiliki jaringan paru-paru yang rusak atau terluka)

- Thalassemia

- Diabetes melitus tipe 1.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/