Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
24 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
2
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
3
Ciro Alves Dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Sepakbola
18 jam yang lalu
Ciro Alves Dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
4
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
18 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
5
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
18 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Demo Tolak UU Cipta Kerja Ricuh di Mana-mana

Demo Tolak UU Cipta Kerja Ricuh di Mana-mana
Demo menolak UU Ciptaker di sekitar kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10), ricuh. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berada di dekat Istana Negara. (detikcom)
Kamis, 08 Oktober 2020 17:21 WIB

JAKARTA - Demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja berujung ricuh di mana-mana, pada Kamis (8/10/2020). Di sekitar kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berada di dekat Istana Negara, sehingga massa berhamburan.

Dikutip dari detikcom, sekitar pukul 14.40 WIB, polisi mulai menyiagakan water cannon dan Barracuda. Selanjutnya polisi terus membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan air ke arah massa. Massa berpencar ke berbagai arah, yaitu ke Jalan Suryopranoto, Jalan Gadjah Mada, Jalan Hayam Wuruk, hingga Jalan Juanda.

Asap putih mulai terlihat di sekitar lokasi. Sambil berlari, massa melemparkan batu dan kaca.

Kerusuhan itu terjadi setelah massa dan polisi melakukan negosiasi. Massa ingin bergerak menuju Istana, . Polisi meminta massa tidak bertindak anarkis.

''Saya Kapolres Jakarta Pusat, agar adik-adik tidak anarkis. Kami tahu adik-adik akan menyampaikan aspirasi. Mari kita berbicara, mari kita atur agar tidak terjadi benturan,'' kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto melalui pengeras suara.

''Saya yakin adik-adik mengerti hal ini. Kami kepolisian akan menjaga kalian dan memfasilitasi kalian. Kita bernegosiasi,'' sambung Heru.

Setelah berbicara lewat pengeras suara, Heru dan Sambodo bertemu dengan perwakilan mahasiswa dan buruh. Mereka tampak bernegosiasi terkait aksi unjuk rasa di Istana Negara.

Namun aksi terus berlanjut. Massa melempari polisi dengan batu hingga akhirnya dibubarkan polisi dengan tembakan gas air mata.

Ricuh di Patung Kuda

Kerusuhan juga terjadi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Massa awalnya melempari petugas dengan botol. Namun kemudian sebagian massa melempari polisi dengan batu.

Terlihat juga massa melemparkan molotov ke arah polisi. Kawat berduri pun dijebol massa.

Mobil water canon mencoba memadamkan api dan menghalau massa. Massa mundur setelah ada tembakan gas air mata.

Saat ini, massa mundur ke arah pos polisi dekat Patung Kuda. Massa juga merusak pos polisi itu.

Massa demo terlibat bentrok dengan aparat polisi dan TNI yang melakukan penyekatan di Jalan Daan Mogot, Tangerang. Massa pun menjebol pengamanan aparat.

''Tadi sempat kita tahan, terjadi kericuhan. Kita sempat mengeluarkan water cannon untuk tembakkan air,'' kata Kabag Ops Polres Tangerang Kota AKBP Ruslan saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).

Ruslan mengatakan kericuhan terjadi sejak siang tadi di Jalan Daan Mogot, Tangerang, yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Namun massa akhirnya dilewatkan karena jumlah yang terlalu banyak.

''Kita nggak kuat karena kekuatan massa 2.000 lebih di Daan Mogot masih ngalir dari tadi 15 menit masih ngalir, tak bisa ditahan, sudah jebol, menuju ke Jakarta,'' ucapnya.

Dia pun memastikan tadi pihak kepolisian sempat dibantu personel Brimob menyekat warga yang hendak berdemo di Jakarta. Namun akhirnya dikendurkan karena situasi semakin tak terkendali.

''Karena mereka kekuatan massa banyak, maka dari Polres akhirnya minggir. Setelah itu dihadang oleh Brimob, kekuatan Brimob hadang, terus perintah untuk dikendurkan karena kekuatan massa banyak,'' ujar Ruslan.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih berupaya mengamankan lokasi perbatasan Tangerang Kota. Situasi saat ini mulai terkendali.

Sempat Mencekam

Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Kota Malang makin mencekam pada Kamis (8/10/2020) sore.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, massa yang memenuhi kawasan Bundaran Tugu melempari Gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang.

Tidak hanya itu, sebuah mobil patroli milik Satpol PP Kota Malang dibakar dalam kondisi terbalik. Sebanyak tiga mobil yang terparkir di halaman Balai Kota Malang juga pecah akibat lemparan.

Sejumlah massa aksi satu per satu diamankan polisi.

Kericuhan ini merupakan yang kedua kali terjadi dalam sehari ini. Sebelumnya, massa aksi juga sempat ricuh.

Kericuhan kedua ini bermula ketika perwakilan massa menyampaikan orasi dengan berdiri di pagar tembok DPRD Kota Malang sekitar pukul 13.30 WIB.

Seorang orator menawarkan perwakilan untuk bertemu dengan anggota DPRD Kota Malang.

Tiba-tiba, ada lemparan dari tengah demonstran yang memakai pakaian gelap.

Lemparan itu berlanjut hingga banyak batu melayang ke arah polisi dan Balai Kota Malang.

Karena ricuh, polisi mendesak massa aksi mundur. Massa berlari ke arah Jalan Majapahit dan Jalan Kahuripan.

Di Jalan Majapahit, massa membakar mobil patroli milik Satpol PP Kota Malang.

''Itu mobil Patwal. Tadi mau dievakuasi sudah tidak bisa,'' kata seorang anggota Satpol PP Kota Malang di lokasi, Kamis (8/10/2020).

Sampai saat ini, polisi berusaha memukul mundur demonstran hingga ke Jalan Majapahit dan Jalan Kahuripan.

Sebelumnya, kericuhan juga terjadi saat massa aksi baru berkumpul di kawasan Bundaran Tugu sekitar pukul 11.45 WIB.

Massa yang berkumpul tepat di depan gedung DPRD Kota Malang melempari gedung tersebut dan berusaha masuk dengan memanjat pagar tembok.

Massa aksi sempat kocar-kacir akibat tembakan gas air mata.

Namun, massa kembali berkumpul dan memenuhi jalan di depan Gedung DPRD Kota Malang sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka bergantian menyampaikan orasi sebelum kericuhan pecah.***

Editor:hasan b
Sumber:detikcom dan kompas.com
Kategori:Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/