Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
20 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
10 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
10 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Ilmuwan Australia Yakin Virus Corona Dibuat di Laboratorium, Ini Sejumlah Alasannya

Ilmuwan Australia Yakin Virus Corona Dibuat di Laboratorium, Ini Sejumlah Alasannya
Ilustrasi virus corona menempel pada sel manusia. (int)
Jum'at, 29 Mei 2020 09:23 WIB
SYDNEY - Ilmuwan vaksin asal Australia, Nikolai Petrovsky, meyakini virus corona dibuat manusia di laboratorium.

Dikutip dari Sindonews.com, Petrovsky yakin virus buatan manusia karena mampu beradaptasi hampir sempurna pada manusia dan melekat lebih baik pada sel manusia.

''Virus corona melekat lebih baik pada sel manusia dibandingkan hewan lainnya. Hal ini menjelaskan alasan corona telah menginfeksi (lebih dari) lima juta orang (di seluruh dunia),'' kata Petrovsky, dikutip dari DailyMail, Kamis (28/5/2020).

Tim dari Flinders University di Adelaide dan Latrobe University di Melbourne, melakukan penelitian terkait seberapa baik SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, menginfeksi hewan yang berbeda.

Hasilnya, virus corona mengikatkan diri pada molekul reseptor ACE2 dalam sel paru-paru menggunakan lonjakan protein. Semakin erat virus itu melekat, semakin tipis kemungkinan untuk dihilangkan, dan semakin besar potensi penyakit ini menjadi inang.

Sebenarnya Petrovsky berharap bisa menemukan hewan yang paling rentan terhadap virus itu, semisal kelelawar, dan juga menjadi sumber asli virus. Namun, dia terkejut ketika menemukan bahwa manusialah yang paling rentan.

Lebih lanjut, menurut dia, ketika menginfeksi tempat baru, virus biasanya membutuhkan waktu untuk menjadi lebih kuat. Tetapi tidak bagi Covid-19, tanpa perlu berevolusi sudah langsung optimal sejak pertama kali tertular.

''Ini adalah virus baru yang belum pernah ada pada manusia. Tetapi yang mengejutkan, memiliki ikatan yang sangat tinggi pada reseptor manusia,'' tandasnya. ***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/