Home  /  Berita  /  Pariaman

Harga Bahan Pokok di Pariaman Pascalebaran Turun

Harga Bahan Pokok di Pariaman Pascalebaran Turun
Aktifitas pembeli dan pedagang di Pasar Simpang Empat. Saat ini harga kebutuhan pokok mengalami penurunan. (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana) (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana/)
Jum'at, 29 Mei 2020 23:09 WIB
PARIAMAN - Harga sejumlah bahan pokok di Kota Pariaman, Sumatera Barat pascalebaran mengalami penurunan akibat rendahnya daya beli masyarakat serta banyaknya pasokan ke daerah tersebut.

"Secara umum harga komoditas pangan di Pariaman masih stabil namun ada yang mengalami perubahan," kata Kepala Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Jumat (29/5/2020).

Ia mengatakan perubahan harga tersebut yaitu cabai yang sebelumnya Rp20.000 namun sekarang menjadi Rp15.000 per kilogram semenjak akhir Ramadhan.

Lalu, harga gula yang yang sebelumnya Rp20.000 menjadi Rp17.000 per kilogram karena pasokan gula dari Lampung.

"Namun harga gula tersebut masih di atas HET (harga eceran tertinggi) yaitu Rp12.500 per kilogram," katanya.

Selanjutnya, kata dia bawang merah lokal yang sebelumnya Rp60.000 per kilogram namun sekarang menjadi Rp55.000 per kilogram.

"Sedangkan pasokan masih tersedia paling tidak selama seminggu sedangkan beras surplus," ujarnya.

Ia mengatakan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok di daerah itu karena letak Kota Pariaman yang dekat dengan Pasar Raya Padang sehingga pedagang dan agen dapat dengan mudah mengakses mendapatkan kebutuhan pokok.

Ia meminta pedagang di daerah itu untuk menerapkan protokol keselamatan COVID-19 yaitu menggunakan masker dan menjaga jarak apalagi dalam waktu dekat akan diterapkan tatanan kehidupan baru atau 'new normal'.

"Sekarang hingga dalam waktu ke depan masih Pembatasan Sosial Bersakala Besar sambil menyosialisasikan 'new normal," tambahnya.

Sementara itu salah seorang pedagang di Pasar Pariaman Gusniati Eni (45) mengatakan turunnya harga sejumlah kebutuhan pokok di daerah itu karena turunnya daya beli masyarakat dan banyaknya pasokan dari daerah lain.

"Cabai saja ada yang datang dari Jawa dan Kerinci sedangkan di sini daya beli berkurang, warung nasi saja banyak yang tutup karena tidak ada pariwisata," ujar dia.

Ia berharap kondisi tersebut cepat berakhir sehingga perekonomian kembali normal seperti sebelumnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:Antara
Kategori:Ekonomi, Sumatera Barat, Pariaman
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/