Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
5 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
2
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
4 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
3
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
4 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
4
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
3 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
4 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dokter Ani: Tiba-tiba KPU Jadi Dokter Forensik, Sebut COD Kelelahan

Dokter Ani: Tiba-tiba KPU Jadi Dokter Forensik, Sebut COD Kelelahan
Rabu, 08 Mei 2019 18:03 WIB
JAKARTA - Dokter ahli syaraf Ani Hasibuan tidak sependapat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan bahwa kematian 557 lebih petugas KPPS saat melaksanakan tugas proses pemungutan suara dalam pemilu 2019, akibat kelelahan.

Menurut Ani Hasibuan, dia sangat tidak sepakat bahwa faktor kelelahan bisa membuat orang meninggal dunia. Karena itu, dia mempertanyakan sikap KPU yang tiba-tiba menyampaikan bahwa kematian para petugas KPPS karena kelelahan. Kenapa KPU tiba-tiba seperti dokter ahli forensik.

Dokter yang menelurusi misteri kematian para petugas KPPS hingga ke Jogja itu menyampaikan, bahwa kejadian meninggalkan petugas KPPS dalam jumlah yang banyak dan dalam kurun waktu yang pendek adalah tragedi. Lalu kenapa banyak yang diam saja.


"Ada 500 orang meninggal kita kalem. Berapa tahun lalu, tujuh orang meninggal di Brussels, kita tiba-tiba #SaveBrussels, beberapa tahun lalu 11 orang meninggal di Paris lalu heboh #SaveParis, hari ini di Indonesia 500 orang meninggal orang diam saja,” katanya.

Ani sebagai dokter pun penasaran dan ingin tahu kenapa KPU mengambil kesimpulan mereka meninggal karena kelelahan. “Tiba-tiba KPU jadi dokter forensik, menyebutkan COD kelelahan, mana bukti pemeriksaannya. Buktikan dong. Ini 500 orang, satu nyawa saja dalam agama saya, membunuh tanpa alasan sama saja membunuh satu dunia," katanya.

Cuci gudang hingga akhir bulan ini! Harga termurah S9 hanya 2.800.000!
Sebagai dokter dan sebagai rakyat, Ani sangat ingin permasalahan ini diperiksa lebih dalam. Dia mengisahkan, bagaimana korban di Jogja yang meninggalkan empat orang anak dan istrinya yang tidak bekerja.

"Lalu ini mau diapakan oleh negara. Ini dampaknya ke sana-sana," katanya.

Dia juga mempertanyakan unsur kelalaian dalam proses rekrutmen maupun proses lain yang menyebabkan banyak anggota KPPS meninggal.

"Sudah tahu beban kerjanya banyak, tapi orangnya tidak disiapkan. Banyak orang berusia 60 tahun masih diterima juga," ujar Ani.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Viva.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/