Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
10 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
10 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
10 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
10 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
9 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
7 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pakar Psikologi Politik Ungkap Potensi Konflik di Pilpres 2019

Pakar Psikologi Politik Ungkap Potensi Konflik di Pilpres 2019
Senin, 11 Maret 2019 19:31 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pakar Psikologi Politik, Dr. Irfan Aulia mengungkan alasan-alasan pemilih dalam menentukan pilihan. Dari teori yang dipaparkan, terungkap sebab yang menjadi potensi konflik di Pemilu 2019.

"Ada tiga hal yang membuat orang memilih, ini adalah penelitian (dan, red) di banyak negara mengakui tiga hal ini," kata Irfan dalam Diskusi 4 Pilar MPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/03/2109).

Pertama, Irfan menguraikan, orang memilih karena kesamaan identitas. (Kedua) orang memilih karena kesamaan value. Ketiga, orang memilih karena kesamaan emosi.

"Jadi kenapa ada konflik ketika pemilihan? Karena diverensiasinya nggak jelas!" ujarnya.

Ia kemudian mencotohkan; kesamaan identitas politik Prabowo dan Jokowi yang sama-sama berasal dari suku Jawa serta kesamaan value-nya kedua calon presiden itu dimana keduanya membawa nilai Pancasila, menyisakan perbedaan yang di segmen emosi pemilih.

"(Emosi, red)/Inilah yang akhirnya dimainkan. Kenapa hal ini terjadi karena memang hanya itu yang bisa dimainkan," kata Irfan.

Saat emosi jadi mainan politik, kata Irfan, maka akan muncul ribuan Hoax baik di Pilpres maupun Pileg 2019.

"Jadi masalah emosi ini paling berbahaya, paling kecil, paling ringan dan paling bisa memecah belah atau bisa menyatukan," katanya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/