Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
13 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Keren, Tiga Mahasiswa Politeknik Padang Ini Ciptakan Gelang Anti Begal

Keren, Tiga Mahasiswa Politeknik Padang Ini Ciptakan Gelang Anti Begal
Tiga mahasiswa Politeknik Negara Padang membuat Gelang Anti Begal (Gibal). Gelang ini diciptakan untuk mengurangi korban kejahatan di jalanan (tribunpekanbaru/rikisuardi)
Sabtu, 28 Juli 2018 10:47 WIB
PADANG - Mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) menciptakan gelang anti begal. Gelang anti begal ini diklaim dapat meminimalisir kejahatan begal maupun kejahatan di jalananan lainnya.

Gelang anti begal diciptakan oleh tiga mahasiswa PNP bernama Tiara Ramayani, Bobby Kurniawan dan Fauziah Wulandari.

Sesuai fungsi dan tujuan penciptaannya, gelang itu pun diberi nama Gelang Anti Begal (Gibal).

Saat ini, gelang anti begal yang diciptakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Informatika (TI) itu, masih terus dikembangkan.

Pengembangan ditujukan agar pengguna Gelang Anti Begal (Gibal) semakin mudah mengakses jika ada pengguna atau pemakai Gelang Anti Begal lainnya dalam kondisi terancam saat dibegal.

"Gibal ini bekerja ketika penggunanya dalam kondisi terancam. Cara kerjanya cukup mudah, yaitu dengan hanya menekan tombol pada alat Gibal jika terjadi sesuatu," kata salah satu pencipta Gelang anti begal, Tiara Ramayani di PNP, Jumat (27/7/2018) seperti dilansir tribunpadang.com.

Hal yang sama juga disampaikan Bobby Kurniawan. Kata dia, gelang Gibal bekerja menggunakan hotspot pada handphone milik pengguna dan sistem Gibal juga dapat mendeteksi detak jantung.

Ada dua metode di sistem tersebut, yaitu alat dan aplikasi. Alat ini, sebut Bobby, bekerja mengirimkan lokasi secara real time dan jumlah denyut nadi pengguna.

Sedangkan aplikasi, menyimpan nomor handphone keluarga atau nomor pihak polisi jika penggunanya dalam kondisi terancam.

Namun sebelumnya, pengguna harus menyimpan nomor handphone pihak keluarga atau pihak kepolisian.

"Artinya jika tombolnya ditekan, maka SMS berupa informasi keberadaan pengguna yang terancam, terkirim ke nomor handphone yang sudah di hubungkan, supaya pihak tersebut bisa dengan cepat melakukan pertolongan terhadap pengguna yang jadi korban," ujarnya.

Sementara itu, Fauziah Wulandari menyebut pembuatan aplikasi Gibal juga menggunakan program Java dan Android Studio sebagai IDE bagi pengguna.

Sedangkan server pada aplikasi Gibal, mengunakan pemrograman PHP dan HTML untuk menampilkan data-data yang diterima yang diteruskan ke server yang disimpan di PNP.

"Dia menjelaskan, untuk satu Gibal membutuhkan proses pembuatan selama dua bulan. Sedangkan modal untuk satu Gibal membutuhkan biaya sebesar Rp170 hingga Rp200 ribu. Kami berharap, ada vendor yang dapat mensupport pembuatan Gibal secara massal, supaya rencana pembentukan komunitas Gibal bisa terwujud," katanya.

Ditambahkannya, gelang anti begal ini rencananya akan diikutkan pada seminar nasional yang akan dilaksanakan pada 3-4 September mendatang.

Diharapkan, melalui seminar itu diharapkan ada pihak atau vendor yang tertarik untuk ikut mensupport pembuatan gelang anti begal ini secara massal.

"Harapan kami ada vendor yang mendukung apa yang kami ciptakan ini. Apalagi alat ini sangat bermanfaat untuk meminimalisir aksi begal dan kejahatan jalanan. Saat ini, kami juga tengah mengajukan hak paten terhadap karya yang kami buat ini," ujar Fauziah. (tnc)

Editor:Arie RF
Sumber:tribunpadang.com
Kategori:Sumatera Barat, Pendidikan, Umum, GoNews Group, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/