Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
12 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
12 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
12 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Politik

Cak Imin Imbau Masyarakat Desa Manfaatkan Bandara Kertajati

Cak Imin Imbau Masyarakat Desa Manfaatkan Bandara Kertajati
Rabu, 30 Mei 2018 14:48 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MAJALENGKA - Wakil Ketua MPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengimbau masyarakat desa di Kabupaten Majalengka memanfaatkan keberadaan Bandara Kertajati, yang sudah mulai beroperasi sejak 24 Mei 2018 lalu.

Menurut Muhaimin alias Cak Imin, dengan mengaktifkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), masyarakat punya peluang mengembangkan ekonomi kreatif yang khas, serta berdaya saing tinggi, guna menarik turis domestik dan asing.

"Butuh strategi dan setting. Keberadaan bandara bukan jadi beban bagi masyarakat, tapi pendorong kemajuan desa," ujar Cak Imin dalam acara Jelajah Desa yang masih merupakan rangkaian program Safari Cinta (Cak Imin untuk Indonesia), di Majalengka, Jawa Barat, pada Rabu (30/5).

Cak Imin mengatakan, saat ini masyarakat sudah diberi kebebasan melakukan pembangunan fisik dan ekonomi, sesuai amanah Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014. Sehingga, desa tak lagi berposisi sebagai objek, melainkan subjek pembangunan.

Kondisi itu, lanjutnya, berbeda dari kebijakan zaman orde baru, di mana desa didikte oleh pusat. Sehingga tak heran, partisipasi masyarakat di tingkat bawah terkesan pasif.

"Dengan cara itu, kita semua bisa mendorong kemajuan lebih cepat dan mendetail, serta menyesuaikan dengan perubahan yang serba cepat," terang Cak Imin.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/