Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
10 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
10 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
9 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
4
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
9 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
9 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Moeldoko: Tantangan Pemuda Zaman Now Adalah Nasionalisme di Era Globalisasi

Moeldoko: Tantangan Pemuda Zaman Now Adalah Nasionalisme di Era Globalisasi
KSP Moeldoko. (Istimewa)
Jum'at, 23 Maret 2018 00:11 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Tantangan terhadap 'nasionalisme' adalah kemiskinan, kekurangan gizi, kebodohan, keterisolasian, dan keterbelakangan. Sementara 'globalisasi' yang bermakna keterbukaan, dipenuhi persaingan (liberal) antarnegara.

Saat negara-negara berkembang berusaha meningkatkan taraf hidup rakyat, liberalisasi melingkupi dunia. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyiapkan 'Generasi Emas' menjawab tantangan kondisi dunia 'now'.

Demikian penjelasan Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam kuliah umum di Aula FISIP Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, Rabu (21/3).

Dalam kuliah umum di Kampus Merah Putih itu, mantan Panglima TNI Moeldoko mengemukakan, generasi muda 'zaman now' rentan terhadap benturan antara 'nasionalisme' dan 'globalisasi'.

"Saat ini, generasi muda dihujani beragam informasi yang banyak di antaranya diragukan kebenarannya. Informasi mengenai keterbelakangan daerah-daerah tertentu, yang dapat diartikan kekurangberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, dapat memicu kekecewaan yang dapat mengikis jiwa kebangsaan," sesal Moeldoko.

Informasi tentang kesenjangan kemajuan pembangunan infrastruktur, terkait peningkatan taraf ekonomi, penanggulangan kemiskinan, fasilitas pendidikan, seringkali dihembuskan dalam persaingan global.

Usaha pendidikan menjawab situasi tersebut adalah menanamkan keyakinan akan kebenaran filosofi luhur yang berisi nilai instrumental 'Pancasila'.

"Keyakinan terhadap kebenaran idealisme bangsa Indonesia bisa menggelorakan semangat 'kemandirian' yang akan mengantarkan eksistensi bangsa menghadapi globalisasi," ujarnya.

Program Presiden Jokowi menyiapkan 'generasi emas' mempunyai makna bahwa tahun 2045 akan terwujud generasi muda Indonesia yang berkualitas tingkat pendidikannya, produktif, mandiri, serta mampu menghadapi tantangan perubahan yang semakin cepat, kompleks, serba surprise (mengejutkan), dan penuh risiko.

Sementara fasilitas infrastruktur nasional sempurna, Nusantara sudah terajut dalam tol laut, jalan licin melingkupi daratan, fasilitas penerbangan yang memayungi wilayah Sabang hingga Merauke.

Harga barang, terutama kebutuhan pokok rakyat, relatif sama di seluruh penjuru Tanah Air," pungkas Moeldoko.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/