Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
Olahraga
22 jam yang lalu
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
2
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
3
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
Umum
22 jam yang lalu
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
4
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
Umum
22 jam yang lalu
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
5
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
Umum
21 jam yang lalu
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sering Dibully di Sekolah, Bocah SD Ini Gantung Diri dan Tulis Surat untuk Ayahnya, Isinya Bikin Nangis…

Sering Dibully di Sekolah, Bocah SD Ini Gantung Diri dan Tulis Surat untuk Ayahnya, Isinya Bikin Nangis…
Jum'at, 09 Februari 2018 08:06 WIB
JAKARTA - Jonathan Turangan (12), murid SD di Bolmong, sempat menulis surat untuk sang ayah, Jefri Turangan (45) sebelum gantung diri.

Dalam suratnya, murid kelas V SDN 1 Imandi, itu menyampaikan permohonan maaf kepada sang ayah.

Warga Kelurahan Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, ini mengaku sayang kepada sang ayah.

"Ayah aku minta maaf atas kesalahanku hari ini. Aku sayang ayah," tulis bocah yang akrab disapa Nathan itu dalam secarik kertas.

Nathan gantung diri di dapur rumahnya pada Rabu (7/2/2018) sekitar pukul 10.30. Diduga, Nathan nekat mengakhiri hidupnya lantaran malu sering dibully di sekolah.

"Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya di sekolah sering diejek teman-temannya. Merasa minder. Jadi dia diduga depresi karena dibully sehingga mengakhiri hidupnya,” ucap Kapolsek Dumoga Timur Iptu Nico Tulandi, Jumat (9/2/2018).

Sementara itu, Wali kelas korban, Masye Meike Aring mengaku terkejut saat mendengar informasi kematian muridnya.

Menurut Masye, Nathan terakhir kali ke sekolah mengenakan baju kaos hitam dan celana merah. Padahal, SDN 1 Imandi hanya membolehkan siswanya pakai kaos pada akhir pekan.

"Saya tanya kenapa pakai kaos. Katanya kemejanya kotor. Pada Senin sebelumnya, saya lihat dia pakai kemeja yang sudah lusuh,” ujar Masye.

Dikatakan Masye, hari itu Nathan tampak berbeda dari hari-hari biasa. Ia terlihat murung dan lebih banyak diam.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:pojoksatu.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/