Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
16 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Waduh.., Pantas Saja Ikan di Tiku Berkurang, Ternyata Banyak Nelayan Pendatang Gunakan Bom untuk Mendapatkan Ikan

Waduh.., Pantas Saja Ikan di Tiku Berkurang, Ternyata Banyak Nelayan Pendatang Gunakan Bom untuk Mendapatkan Ikan
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit memperlihatkan hasil tangkapan di Laut Tiku. (foto humas pemprov sumbar)
Senin, 14 Agustus 2017 02:14 WIB
Penulis: Hermanto Ansam
PARIAMAN - Perairan Tiku yang beberapa tahun lalu merupakan salah satu sentra produksi ikan laut di Sumatera Barat, ternyata sekarang tinggal kenangan. Pasalnya, jangankan ikan besar, ikan kecil pun mulai langka.

Penyebabnya, diduga adanya ledakan bom nelayan untuk mendapatkan ikan. Dan itu terbukti dari beberapa lokasi bekas ledakan bom yang masih tersisa yang merusak terumbu karang.

''Disini sudah tidak ada lagi ikan untuk dipancing,'' ujar nelayan Tiku, Arman kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit yang meninjau potensi laut Tiku-Agam Sumatera Barat, Sabtu (12/8/2017)

Menurut Arman, hasil pemantau dan pengamatan kru kapal mengatakan, ada beberapa lokasi bekas ledakan bom yang sudah merusak terumbu karang.

''Dan menurut cerita, kemungkinan ini dilakukan oleh nelayan-nelayan dari luar Sumatera Barat, karena diketahui nelayan Sumbar tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu,'' ujarnya.

Menanggapi hal itu, Wagub Nasrul Abit menyatakan,sudah saatnya Pemprov dan Pemkab duduk bersama untuk mencarikan solusi mengembalikan potensi laut Sumatera Barat, sehingga masyarakat nelayan dapat meningkatkan hasil tangkapan untuk kesejahteraan hidup.

''Walau kewenangan potensi laut sudah berpindah ke provinsi, akan tetapi sosialisasi dan menyiapkan masyarakat merupakan kewenangan pemerindah daerah. Sebaik apapun program kita jika tidak didukung oleh masyarakat nelayan yang ada di kabupaten / kota tentu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya,'' ujar Nasrul Abit. 

Dan menyikapi kerusakan trumbu karang oleh nelayan, Nasrul Abit menegaskan perlu tindakan nyata oleh pihak terkait seperti Pol Air, TNI dan masyarakat. ''Jika kelihatan, tidak bisa dibiarkan, kejar dan tangkap serta proses sesuai aturan yang berlaku, jika perlu ditenggelamkan,'' tegasnya.

Pada hari itu, Nasrul Abit juga mencoba menggunakan Kapal Pengawas Tenggiri Provinsi Sumatera Barat untuk mengetahui potensi ikan laut dengan memancing bersama.

Namun karena kondisi hujan dan angin yang kurang baik, menghambat tim ke lokasi-lokasi yang diperkirakan memiliki potensi bagus bagi nelayan Tiku,  tapi saat ditemui di lapangan hampir tidak ditemukan potensi yang bagus itu. (ris)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/