Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
15 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
15 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
14 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
39 menit yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Satu Juta Ha Lahan Sawit di Riau Ilegal dan Sebabkan Penurunan Populasi Harimau Sumatera

Satu Juta Ha Lahan Sawit di Riau Ilegal dan Sebabkan Penurunan Populasi Harimau Sumatera
Anak harimau Sumatera
Minggu, 06 Agustus 2017 00:46 WIB
PADANG - Populasi harimau Sumatera di daerah Riau semakin sedikit. Salah satunya karena terjadinya penyempitan lahan hutan karena alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit. Bahkan ditengarai, sekitar satu juta lahan sawit di Riau ilegal.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno mengatakan populasi harimau makin terancam dengan keberadaan satu juta hektare lahan sawit ilegal di Provinsi Riau. Penyempitan kawasan hutan juga berdampak pada terancamnya populasi spesies lain, tegasnya

''Berkurangnya jumlah harimau di dunia salah satunya diakibatkan oleh hilangnya habitat tempat mereka hidup,'' katanya dalam seminar tentang peran swasta dalam konservasi Harimau Sumatera di Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Sabtu (5/8/2017) kepada Antara.

Ia menyebutkan hutan-hutan tersebut umumnya dibabat oleh orang yang datang dari luar Provinsi Riau untuk selanjutnya dibuka menjadi lahan perkebunan sawit.

Menurutnya, hal tersebut tidak bisa terkontrol dengan maksimal lantaran jumlah petugas yang ada di lapangan begitu terbatas atau tidak memadai.Persoalan ini selanjutnya berdampak pada penyempitan kawasan hutan karena beberapa kawasan beralih dari kawasan hutan menjadi bukan hutan.

''Wilayah tersebut umumnya ada pada hutan negara yang tidak terurus dengan maksimal," katanya.

Sementara itu Wakil Rektor II Unand, Asdi Agustar dalam sambutannya mengatakan pembahasan terkait harimau Sumatera beserta lingkungannya adalah sebuah hal yang penting untuk dilakukan.''Semoga dari pembahasan tentang harimau dan habitatnya ini nantinya dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk selanjutnya bisa ditindaklanjuti oleh pemangku kebijakan,'' ujarnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/