Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
9 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
2
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Sepakbola
9 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
3
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Sepakbola
9 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
8 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
8 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
6 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Harga Karet Terus Merosot Petani di Inhu Kian Terpuruk, Isar: Kalau Tak Ingat Dosa Mungkin...

Harga Karet Terus Merosot Petani di Inhu Kian Terpuruk, Isar: Kalau Tak Ingat Dosa Mungkin...
Ilustrasi
Selasa, 04 Juli 2017 23:53 WIB
Penulis: Jefri Hadi
RENGAT - Jangankan untuk menyimpan, cukup untuk beli beras dan bertahan hidup saja sudah syukur. Kalau tak ingat dosa, mungkin-mungkin sudah banyak dari kami yang gantung diri.

Itulah ungkapan pilu para petani karet yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Bagai mana tidak, harga jual komuditi karet yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan mereka, dari hari ke hari terus mengalami kehancuran.

Pasca menanjak selama 1 bulan dan kembali turun sejak April 2017 kemaren, harga sibusuk itu terus mengalami penurunan, bahkan jatuh tapai (hancur-red) seperti saat ini.

Pantauan GoRiau.com di beberapa tengkulak, harga jual getah karet hanya berkisar Rp5.500 hingga Rp6.200 per kilogramnya.

Harga tersebut tentunya sangat jauh dibanding harga normal yang diharapkan petani. Bahkan, jika dibanding dengan harga beras, 1 kilogram karet hanya bisa membeli beras setengah kilogram.

"Iya, inilah kondisi paling pahit yang pernah saya rasakan," kata Isar (40) salah seorang petani karet di Pematang Reba, Selasa (4/7/2017).

Sebagai petani, dirinya hanya bisa sabar dan pasrah menerima semua itu. "Yaaa, mau diapakan lagi, kita hanya bisa pasrah. Karena ini sudah sangat diluar dugaan," ungkapnya lesu.

Parahnya lagi, saat ini merupakan tahun ajaran baru. Anak-anak pada mau sekolah dan semua kebutuhan mereka tentu harus dibeli. Jika seperti ini, bisa-bisa semua anak petani karet bisa terancam putus sekolah.

Dengan demikian, atas nama petani karet yang ada di Inhu, dirinya berharap kepada pemeriintah daerah, provinsi hingga pemerintah pusat, dapat mengatasi semua itu.

"Kami petani karet ini juga manusia. Maka, pak bupati, gubernur dan pak presiden, kami mohon perhatiannya. Jangan biarkan kami terus-terusan menderita seperti ini, kami yakin bapak-bapak semua bisa mencarikan solusi untuk mengatasi semua ini," pungkasnya ketus.(Jef)

Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/